Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pasangan Emil-UU Menang Mutlak di Kampung Saya

27 Juni 2018   19:51 Diperbarui: 27 Juni 2018   19:57 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di TPS Cinere pada 27 Juni 2018-Foto: Irvan Sjafari.

Pasangan  nomor urut satu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih suara lebih dari 50 persen di "kampung" saya, Blok A Cinere, Depok dengan meraih lebih 50 persen suara dari tiga TPS dalam Pilgub Jawa Barat pada 27 Juni 2018.   Dari 414 pemilih,  Kang Emil dan UU meraup 233 suara, sementara pasangan nomor urut 3 hanya meraih 84 suara, nomor urut 49 suara dan pasangan nomor urut dua 45 suara dan hanya satu suara yang rusak.

Kemenangan Emil di kompleks saya sudah terasa dari pembicaraan antar warga  dengan saya jauh hari sebelum pencoblosan.  Mereka terkesan dengan kepemimpinan alumni Arsitektur ITB ini ketika menjadi Wali Kota Bandung hingga sekarang. 

Saya pun sekalipun kecewa karena Emil seharusnya melanjutkan memimpin Bandung selama dua periode, akhirnya memutuskan memilih pria kelahiran Bandung 4 Oktober 1971 ini paling tepat memimpin Jawa Barat  dalam lima tahun ini.  Saya mengabaikan isu miring, yang cenderung fitnah yang menimpa Emil. 

Bagi saya Pilgub Jabar bukan dan tidak identik dengan apa yang terjadi  Pilgub DKI Jakarta yang baru lalu. Saya geli kalau ada yang mengait-ngaitkannya, bahkan dengan Pilpres 2019. Kalau soal ganti Presiden atau tetap Joko Widodo itu urusan nanti dan saya tidak peduli dengan partai pengusungnya, sekalipun ada yang melebelkannya salah satunya sebagai partai penista agama. Toh, saya tidak akan memilih partai itu dan saya memilih Emil karena ketokohannya bukan karena partainya. Catatan, Pilpres pada 2014 kemarin saya tidak memilih.

Sewaktu penghitungan suara di TPS, saya berbincang dengan Ilyas Syukri, salah seorang sesepuh warga dan sesepuh masjid di tempat kami. "RK itu kepemimpinannya di Bandung bagus dan kehidupan dia bergama juga bagus, pendidikannya juga bagus," ucap dia.

Kemenangan mutlak Emil di Kompleks saya membuktikan bahwa pemilih partai PDI-P dengan seterunya Gerindra dan PKS sama-sama lari ke Emil.   Namun juga sebetulnya mereka mempertanyakan siapa Hasanuddin yang diusung PDI-Perjuangan dan siapa Sudrajat.   Begitu juga beberapa sopir angkat yang sering saya menumpang dan ber KTP Jawa Barat mengaku tidak kenal dengan dua orang itu. 

Di mata saya pribadi,   dua calon itu hanya untuk kepentingan partai bukan untuk kepentingan warga Jawa Barat.  Saya sama sekali tidak tahu visi dan misi mereka.  Tapi saya bisa membayangkan Emil jadi gubernur, maka ekonomi digital, ekonomi kreatif, UKM, kehidupan musisi dan pariwisata akan diperhatikan  dan berharap Uu wakilnya mengurus pertaniannya.  

Sementara alternatif lain Deddy Mizwar mungkin akan meneruskan program Aher dan wakilnya Dedi Mulyadi memperhatikan kehidupan budaya Sunda dan ekonomi pertanian.  Sudah ada modelnya. Soal moral dan beragamanya tidak ada celanya, yang saya dengar.  Tetapi pada pertimbangan akhir, saya memutuskan memilih Emil.

Hampir semua kawan-kawan saya di Bandung, Bogor berusia 20 hingga 30 tahunan (saya berteman dengan segala usia dan dari banyak kalangan), dari latar belakang pendidikan tinggi, saya menyebutnya sebagai kelompok "neo menak" dalam berbagai tulisan di Kompasiana.  Kelompok inilah sebetulnya yang mengantarkan Emil menjadi Wali kota Bandung pada 2013.  Populasi lulusan dan mahasiswa  universitas di kota kembang besar dan mereka menyambut baik munculnya Emil, yang latar belakang pendidikannnya memadai dan bukan kalangan birokrat.

Bagaimana kira-kira hasil quick count? Hampir semua memenangkan Emil. Misalnya,  Litbang kompas pada pukul 17: 16 menunjukkan pasangan Ridwan-UU Ruzhanul Uku memenangkan Pilkada Jawa Barat sebanyak 32,54 persen suara, sementara pasanganSudrajat-Syaikhu mendapatkan 29, 53 persen suara, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapat 25,53 persen suara dan pasangan Hasanuddin-Anton 12,2 persen suara (1).

Apakah berarti Pilkada ini gambaran Pilpres 2019, saya kira belum tentu.  Emil terpilih sekali lagi karena figurnya bukan karena partainya. Di Jawa Barat PKS dan Gerindra saya kira tetap kukuh. Terbukti di Pilwakot Bandung dalam Pilkada Serentak ini,   Oded Danial-Yana Mulyana memenangkan lebih dari 50 persen suara versi Polsight (2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun