"Itu, bau Danur. Sepertinya kamu sudah terbiasanya dengannya," ujar perempuan yang sedang membersihkan mayat seseorang di kamar jenazah.
Malam itu Risa (Prilly Latuconsina) Â sehabis mengantarkan tantenya Tina (Sophia Latjuba) ke rumah sakit tersasar ke bangsal tempat kamar jenazah. Wajahnya menyimpan rasa ingin tahu bercampur rasa takut.
Nenek itu menuturkan, bahwa hantu menampakan diri kepada orang yang diiginkannya. Â Bau danur bisa disamarkan oleh bau bunga sedap malam.
"Maddah, artinya dibaca lebih dalam. Â Kamu harus melihat lebih dalam," ucap perempuan tua, seolah tahu masalah apa yang dihadapi Risa.
Salah satu adegan Danur 2: Maddahsebetulnya tidak jauh beda dari film horor umumnya, perlu adegan membuka misteri atau memberikan klu pada penonton. Â Tetapi bila disimak lebih dalam maka, adegan ini menjanjikan bahwa Danur 2: Maddah lebih menyeramkan dan memang lebih mendalam daripada film pertamanya, Danur: I Can see The Ghost.
                                       ***
Opening scene menarik wawancara dengan sosok Ahmad Mufraeni, paman dari Risa Saraswati penulis novel tentang kisah dirinya yang mempunyai kemampuan indigo (melihat hantu). Â Pernyataan Ahmad asli, Â tentang pujaan hatinya, "Wajahnya cantik, baunya seperti bunga sedap malam."
Ini kisah nyata, paman saya tentang cintanya dengan dia. Â Risa Saraswati menutup dengan narasi.
Adegan berikutnya  mengingatkan pada Danur pertama, Riri, adiknya Risa  tertidur di pohon keramat, dengan boneka berserakan di hamparan rumput. Langit suram dan kemudian munculnya hantu Asih (Shareefah Daanish), lalu Risa terbangun dari mimpinya.
Risa kemudian bangun ketika diminta mandi oleh adiknya, karena mereka hendak bertandang ke rumah pamannya. Risa mengambil baju dari lemari. Ketika dia pergi muncul hantu anak Belanda sahabat Risa dari dalam lemari.
Tiga adegan berturut-turut tampaknya menjanjikan film yang disutradarai Alwi Suryadi ini bakal lebih mencekam. Â Penonton di sebelah mulai gelisah, karena selanjutnya nyaris tanpa jeda disugguhi kejadian menyeramkan.