Skenario kedua, bagaimana kalau Agus menang? Apakah dia akan dimajukan juga untuk Pilpres 2019? Mungkin iya, mungkin tidak. Tetapi sebenarnya kalau dia maju untuk 2024 lebih tepat agar punya pengalaman cukup  untuk memimpin. Â
Yang menjadi tanda tanya saya  ialah kira-kira program apa yang akan diusung untuk Jakarta. Sylviana Murni mungkin bisa membawa aspirasi orang Betawi yang termarjinalkan malah bisa diprediksi. Sylviana punya pengalaman sebagai birokrat dan pariwisata akan kuat. Tetapi apa gagasan orisinal Agus sendiri? Itu masih menjadi tanda tanya.
Anies Baswedan
Keraguan saya lihat pada Sandiaga Uno dan memang bijak menjadikan dia orang kedua, karena Anies Baswedan sudah punya prototipe yang bisa menjadi programnya: Indonesia mengajar dan pernah menjadi Mendikbud. Jadi setidaknya pendidikan di DKI Jakarta harus maju. Â
Pendidikan untuk kaum marjinal juga diperhatikan. Soal dia direshuffle oleh Jokowi karena tidak memuasakan menjadi subyektif. Begitu juga partai pendukungnya Gerindra dan PKS mungkin bagi sebagian orang  tidak disukai. Tetapi itu subyektif.
Anies Baswedan bisa menjadi alternatif untuk 2019. Lagi-lagi Pilkada DKI Jakarta 2017 bisa menjadi pemanasannya. Kalau atau menang lain soal. Nothing to loose buat Anies kalau pun kalah. Â Dia masih muda dan 2024 dia masih kuat.Â
Ada yang membandingkannya dengan Mahfud MD bakal meredup. Tetapi dibanding dengan Mahfud MD, Anies sudah punya pendukung tetap, selama dia masih menjaga integritasnya. Paling-paling nanti perang di sosial media.Â
Pertanyaannya bagaimana kalau dia menang? Saya berharap Anies, kalau dia terpilih tidak tergoda untuk maju di Pilpres 2019, karena kasus Jokowi berbeda. Cukup Jokowi yang  tidak menyelesaikan tugasnya sebelum waktunya menjadi Gubenur DKI Jakarta.Â
Pada waktu itu (2014) hasil diskusi saya dengan berapa kawan jurnalis sulit mencari tokoh yang bisa dipercaya. Itu sebabnya pasar bereaksi positif ketika Jokowi maju. Selain itu perilaku politikus Indonesia era 2010-an tidak konsisten dengan ideologi dan visi partainya, begitu mudah berubah arah, tidak seperti era 1950-an koalisi dibangun benar-benar perlu perundingan yang alot.
AhokÂ
Tanda tanya lain kalau Ahok terpilih, apakah ia akan konsisten tetap menyelesaikan masa jabatan Gubernur DKI Jakarta hingga 2023? Apakah dia tidak menjadi calon Wapres-nya Jokowi untuk 2019 (tetapi saya lebih berharap Sri Mulyani). Â