Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etty Handa, Bintang Pertunjukan di Bandung Akhir 1950-an

13 Juli 2016   12:35 Diperbarui: 13 Juli 2016   12:45 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Etty Handa (kredit foto Irvan Sjafari/Repro Aneka)

Pada akhir 1950-an minat remaja kota Bandung terhadap seni pertunjukkan khususnya musik benar-benar terbelah dua, antara mereka yang berminat pada musik  Barat seperti El Dolores Combo, Cubana, komplit dengan protipe idolanya seperti  Elvis Preslley, Ricky  Nelson dan mereka yang tetap gandrung pada musik tradisional Sunda.  Untuk pesinden di antara nama yang sudah mapan seperti Upit Sarimanah dan Titim Fatimah, muncul Etty Handa.

Usia pemilik nama lengkap  Suharti Handawinata ini  masih sebelas tahun, pada 1956  ketika Djawatan Kebudayaan Jawa  Barat menyaksikan pertunjukannya di kota Bandung.  Etty tampil bersama dua kakaknya A. Sudrajat bermain suling dan adiknya T. Sutana bermain kecapi.  Djawatan kebudayaan mengendus bakat Etty,  kemudian melobi kementerian PPK untuk membiaya tur keliling Jawa Barat kakak beradik ini.  Suara dara kelahiran 1945 ini kemudian menggema ke seluruh Pasundan.

Etty kemudian belajar dan menjadi anggota Taman Tjangkurileung-nya Mang Koko.  Selain menggali bakatnya di bidang seni suara Sunda, ia juga mempelajari Seni Tari Sunda.  Etty pun ikut tur bersama Mang Koko pada 1957 ke Solo dan Yogyakarta.  Etty tidak hanya mempersona penonton lewat suaranya, tetapi juga  memperagakan keterampilannya menari Sulintang dan Anjasmara.  Turnya sukses besar. Mang Koko  kemudian memasukkannya ke dalam kelompok Ganda Mekar, terdiri dari orang-orang yang sudah berpengalaman dalam menyanyi dan menari Sunda.  Etty menjadi anggota paling muda.

Karir Etty melesat, ketika dia terpilih membintangi film “Rajuan Parahiangan” di mana ia menyanyikan tiga lagu, yaitu “Parahiangan”, “Lalulintas” dan “Betja”.   Pada Desember 1958 Etty meraih juara pertama Lomba Menyanyi dan Tembang Sunda di Bandung dengan jenis Cianjuran. Lagu yang disuarakannya “Kapati Pati” dan “Ros”.   Etty kemudian ditarik ayahnya ke kelompok pimpinan ayahnya sendiri “Tjahaja Medal”.

Pada 17 Agustus 1959 Etty masih duduk di kelas dua SMP ini memperdengarkan suaranya lewat lagu “Polostomo” ketika Persatuan Pencak Silat Gagak Lumajung mengadakan ulang tahun berdirinya perkumpulan itu di Gedung Yayasan Kebudayaan Bandung.  Pada Agustus  1959  Etty juga tampil di Hotel Savoy Homann bersama kedua saudaranya.  Etty memimpin acara kawih Sunda.

Jejak Etty Handa lain saya temukan di Youtube ketika  menyanyikan lagu “Bandung Selatan di Waktu Malam” karya Ismail Marzuki. Saya beruntung mendengar  suara merdunya diiringi Orkes Anglung SMA Negeri 1 Bandung begitu harmonis. Sayang tidak ada keterangan lagu  ini direkam tahun berapa. Dilihat dari pakaian  yang jadi latar video  mungkin 1960-an awal. Namun video ini membuktikan bahwa  Etty Handa bukan hanya pawai menyanyikan lagu Sunda, tetapi juga lagu pop.  Sayangnya dokumentasi seperti ini sukar ditemukan dan diakses. 

Irvan  Sjafari

Sumber: Aneka Nomor  22/tahun ke X/  30September 1959.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun