Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Catatan Film Indonesia 2015: Dominasi Film Religi Islam dan Drama Komedi di Lima Besar

30 Desember 2015   19:22 Diperbarui: 31 Desember 2015   13:36 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Surga yang Tak Dirindukan Peringkat Pertama box Office 2015 untuk Film Indonesia?"][/caption]Dari segi jumlah penonton  tidak terlalu banyak bergeseran pada genre film Indonesia yang beredar pada  2015  dibandingkan 2014  bahkan dibandingkan 2013.  Film bergenre religi Islam Surga yang Tak Dirindukan  hampir bisa dipastikan  menduduki posisi puncak box office 2015 dengan 1.523.570 penonton disusul film bergenre komedi Comic 8: Casino Kings  dengan 1.211.820 penonton di posisi kedua.  Jauh di bawahnya adalah Magic Hour 859.705, film remaja bergenre drama romantis. 

Posisi ketiga ini masih bisa digeser oleh film  yang kebetulan tayang  bersamaan pada 17  Desember , “Raditya Dika” Single yang kini  ada di posisi keempat 780.866  dan film yang digolongkan sebagai film religi (bagi saya film kemanusiaan), Bulan Terbelah di langit Amerika berada di posisi ke tujuh dengan 589.925 penonton. Hebatnya kedua film ini  mampu bertanding dengan Star Wars: The Force Awaken.  Ini menurut data dari www.filmindonesia.or.id  hingga Senin 28 Desember 2015. 

Itu artinya minggu depan Single berpotensi paling tidak merebut posisi ketiga  hanya dengan menambah 100 ribu penonton (saya kira lebih).   Bukan tidak mungkin  menyentuh angka satu juta penonton di akhir masa tayang. Walau  tipis kemungkinan Single berpeluang  merebut box office atau di posisi kedua.   Sementara Bulan Terbelah di Langit Amerika  hitungan yang paling konservatif sekalipun dengan 100 ribu penonton saja  berada di posisi kelima, menggeser 3 Dara (bergenre komedi) dan film sejarah Di Balik 98  dengan jumlah penonton 684.727. Bulan Terbelah di Langit Amerika  juga punya  peluang  jadi box office Indonesia 2015, walau pun tipis.  Posisi ketiga  cukup baik bagi film arahan Rizal Mantovani ini.    

Dua film  yang baru tayang, yaitu Negeri Van Oranye 171.252 penonton dan Sunshine Becomes You dengan 128.523 masih mungkin menembus angka 300 ribu penonton di akhir masa tayangnya dan itu artinya masuk 10 besar.  Itu artinya Warisan Olga yang ada di posisi ke sepuluh 296.773 penonton besar kemungkinan terdepak keluar.  Bahkan satu-satunya film bergenre horor  di  10 besar 2015, yaitu Tarot dengan   329.160  penonton ada kemungkinan  ikut terdepak.  Ada satu film religilagi, yaitu Air Mata Surga  dipastikan tetap  dalam 10 besar dengan angka 400 ribuan penonton.  Ini artinya ada tiga film religi berkaitan dengan Islam  sama seperti 2014.

Bandingkan dengan 2014 di mana film bergenre komedi Comic 8 meraup 1.624.007, disusul film laga The Raid 2: Berandal 1.424.272, film drama inspiratif  Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar 715.671, film religi Hijrah Cinta 711.205 serta film “Raditya Dika” Marmut Merah Jambu dengan 640.682 dan 99 Cahaya di Langit Eropa 2  meraih 587.042, film religi Assalamulaikum Beijing 560.465 dan Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh 501.258.  Sebagai catatan  pada 2014  tak satu pun film horor masuk 10 besar. 

Pada 2013, dua film  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk 1.724.110, disusul  99 Cahaya di Langit Eropa (bagian satu) 1.189.709,  film sejarah Soekarno  960.711, serta film “Raditya Dika” Cinta Brontosaurus 892.915 penoton diurutan berikutnya.   Polanya bisa dibaca bahwa film berkaitan dengan religi  Islam dan berdasarkan novel, film drama komedi dan berapa di antaranya  berkaitan dengan Raditha Dika begitu  mendominasi lima besar. 

Hanya film laga luar biasa (sejauh ini  ada sentuhan teknis  sineas orang luar negeri)  atau film sejarah yang tidak tanggung-tanggung pembuatannya yang bisa menggoyang dominasi dua genre ini. Film bergenre drama romantis bila berdasarkan novel masih mungkin meraup 300-500-an ribu penonton dan hanya Magic Hour yang bisa menembus angka 800 ribu penonton. Pada posisi 6-10 pun  film religi dan drama komedi begitu kuat. Jadi  mau ada film box office Hollywood  sekali pun pada tayangnya film religi dan film drama komedi tertentu  tetap ada segmen pasarnya. Kalau saja bioskop di Indonesia jumlah dan sebarannya lebih banyak,  maka  film Indonesia yang meraih angka satu juta penonton tidak hanya  dalam hitungan jari,  mungkin bisa  dari lima film dalam setahun. 

Dari segi lokasi  seperti halnya  pada 2014, bahkan juga sebelum itu, karena  memang diangkat dari novel  film Indonesia yang juga bersetting  di luar negeri, maka syutingnya juga di negara yang sama,  sebut saja LDR (Italia),  Negeri van Oranye  (Belanda), Sunshine Becomes You (New York), Bulan Terbelah di Langit Amerika (New York)  dan sebagainya. Bagi saya sepanjang ceritanya inspiratif, edukatif  tidak  menjadi persoalan.  Secara sosiologis  menggambarkan sudah banyak orang Indonesia yang sekolah di luar negeri dengan segala persoalannya dan tidak semuanya dari kalangan menengah atas. Apa yang digambarkan juga tidak mengada-ngada.  

Syuting di luar negeri bukan hal yang baru pada 1980-an sudah ada film Indonesia beryuting di luar negeri, sebut saja  Ketika Musim Semi Tiba  (1986) dengan syuting Roma,  Italia, Catatan Si Boy III (1988) dengan lokasi syuting di Los Angles.   Dari segi cerita kedua film itu mengundang kritik bahkan hanya pamer kemewahan daripada nilai edukatifnya.  Sekalipun  kedua film  itu juga menggambarkan perubahan sosial yang sudah terjadi dengan munculnya “orang kaya baru”.    

Prediksi  Beberapa Film Indonesia pada  2016

Prediksi saya pada  2016 genre komedi dan religi  juga punya pasar yang kuat.  Lanjutan Comic 8: Casiono Kings 2  tentunya ditunggu bagi mereka yang sudah menonton sekuel pertamanya, saya kira potensi masuk lima besar.   Beberapa film yang sudah fenomenal seperti  Ada Apa dengan Cinta 2  bergenre drama  romantis  saya prediksi masuk lima besar  dengan jumlah penonton di atas 700 ribu. Itu hitungan yang paling  konservatif.    Angka satu juta  juga mungkin bisa ditembus kalau timingnya tepat, tetapi saya kira cukup  sulit melewati angka dua juta mengingat tiga tahun terakhir tidak ada film Indonesia melewati angka ini.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun