Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesta Pasta Warung Pasta

26 Desember 2015   16:21 Diperbarui: 26 Desember 2015   17:15 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Bagian teras terasa lega."][/caption]Letak  rumah makan ini. begitu strategis di Jalan Ganeca,  dekat dari Jalan Dago dan Kampus ITB, Bandung.  Warung Pasta  menempati dan memanfaatkan bangunan heritage- cerdas seperti sebuah factory outlet di Jalan Martadinata- menjadi catatan  yang pertama ketika saya dan rekan saya Widya Yustina singgah pada sekitar pukul dua siang, 24 Desember 2015.  Terdapat  puluhan pengunjung menempati berapa segmen bangunan.    Sebetulnya sewaktu jalan-jalan ke kota Bandung dan melewati Jalan Ganeca rumah makan ini kerap saya lewati, namun baru kali ini saya singgah.

“Saya suka pasta. Rasanya lebih enak di perut daripada mi, “ ujar Widya.  Pasta sebetulnya adalah makanan asal Italia. Namun rupanya sudah diolah  menjadi belasan varian oleh Warung Pasta, hingga mereka yang suka makan pasta, inilah tempat berpesta.  Ada bermacam-macam pasta dengan nama unik, sebut saja “Snow White: pasta pichianu dimakan dengan saus krim dengan salmon asap, shrimp, clims, octopus. Ada “Snowy Chip”, yaitu pasta dengan saus krim dan daging asap.  Pasta-pasta ini ditawarkan untuk ukuran small, medium atau large.   

[caption caption="Meat Lover dan Coklat Profiterolles."]

[/caption]Namun saya pesan adalah Meat Lover yang bentuknya merah, yaitu pasta disajikan dengan daging dan keju  untuk ukuran medium.  Rekan saya Widya memilih ukuran small. Dia juga memesan Coklat profiterolles yaitu kue soes sebetulnya Cuma disiram krim dan coklat buat dessert.  Untuk minumannya kami memasan Special Tea Blend campuran lemon, orange dan buah lychee.  Sebetulnya saya mengincar “Green Hornet” yaitu campuran kedondong dan kiwi, sayang kosong.

Bagaimana rasanya ketika suapan pertama dari “Meat lover” langsung jatuh hati, terasa kejunya, gurih dan agak pedas.  Menurut  Widya  mencicipi pasta di sini jauh lebih nikmat dibanding ketika ia mencicipi menu pasta di sebuah restoran cepat saja.  Pasta di restoran cepat saji makanan Italia itu rasanya hambar.  Sementara Widya menyebut “Meat Lover” rasanya gurih, manis dan pedas. 

Bagaimana dengan minumannya?  Ada rasa teh bercampur lemon menjadikannya menyegarkan di kerongkongan.  Potongan-potongan buah lychee juga enak pas berpadu.  Dessertnya Coklat Profiterolles, ternyata ada rasa kejunya. Akibatnya berapa suap saja   Widya merasa kenyang.  Ternyata ketika saya habiskan rasanya menambah kenyang.  Sebetulnya ada minuman skelaigus dessert yaitu “Nutella Milkshake”  campurannya terdiri dari coklat Nutella, susu, hazelnut, sirup dan cream. Membayangkannya saja kenyang.

[caption caption="Teh dengan campuran lemon, lychee serta orange dengan daun mint rasanya segar. Di sebelah kiri ada dessert berupa kue soes dengan siraman coklat dan krim."]

[/caption]Warung Pasta Bandung ini  menurut cerita karyawannya sudah berdiri sejak 2008. Kapasitasnya 200 orang.   Untuk tempat makan pengunjung bisa memilih teras, bagian dalam, atau di teras belakang.  Ruangannya cukup lega dan terdapat musholla di salah satu bagian bangunan.  Pada hari tertentu Warung Pasta menawarkan diskon untuk pelajar dan mahasiswa.  Harga per porsi  pasta berkisar Rp 18.000- hingga Rp 30 ribuan tergantung ukurannya kecil, menengah atau sedang.   Harga minuman khas Rp 15.000 hingga Rp 30 ribuan.

Hebatnya  Warung Pasta ini sudah punya cabang di Depok dan Jakarta.  Recommended bagi mereka yang ingin  mencicipi kuliner berbeda.  Tiga bintang.  

Irvan Sjafari, Widya Yustina

Foto-foto Dokumen Pribadi  Irvan Sjafari            

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun