Rendah hati dan bersedia bergaul dengan siapa saja. Demikian kesan dari cerita itu. Sementara Dimas Oki menurut cerita beberapa warga sebetulnya sempat ditentang PDI-Perjuangan Kota Depok. Lihat juga di http://suarajakarta.co/news/politik/kader-pdip-depok-boikot-dimas-oky-ada-upaya-mengundurkan-pilkada/. Bisa diduga bahwa Dimas Oky adalah calon dari pusat. Yang membuat saya tak habis pikir dengan pengurus parpol di pusat kerap tidak mendengar suara di tingkat lokal. Apa sih hitung-hitungan mereka?
Soal partisipasi pemilih golput cukup tinggi menurut Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto partisipasinya hanya 57%. ( http://news.detik.com/berita/3091932/cyrus-network-partisipasi-masyarakat-depok-di-pilkada-cuma-57 ). Partisipasi ini bisa jadi karena banyaknya “warga dormitory” atau sebetulnya kecewa terhadap persoalan di Depok. Warga kampung tetangga saya misalnya berselisih dengan pengembang karena apartemen yang dibangun merugikan warga,misalnya soal air tanah. Tak terdengar reaksi dari pemerintah kota atau elite politik di DPRD Kota Depok.
Ruang Tunggu RSUD Kota Depok sudah mirip pasar miris melihatnya (saya berapa kali melihat sendiri) dan bangunan di belakangnya terbengkalai. Jalan Raya Sawangan yang strategis menghubungkan kawasan Cinere/Meruyung dengan Parung, serta pusat kota Depok rusak di beberapa tempat dan kurang penerangan sejumlah titik. Jalan di Cinere beberapa ruas tidak dibuat dua arah seperti bagian lainnya. Masjid Kubah Emas sudah jadi tempat wisata, tetapi kok bus-bus yang datang tidak diatur dan bikin macet. Bus-bus ini hanya digiring lewat utara yang sesak dan tidak dibuatkan rute lain.
Saya juga sulit menemukan taman kota yang dibangun oleh pemkot di kawasan Cinere, Limo, Meruyung. Saya juga berharap bukan mal lagi yang dibangun, tetapi pasar tradisional yang indah dan nyaman. Orangtua di kampung saya di Cinere lebih suka menyekolahkan anaknya di Jakarta, yang lebih bermutu dan tidak percaya dengan mutu sekolah di Depok. Belum juga bicara soal moralitas remaja. Saya kira masih banyak pekerjaan rumah lain menunggu perhatian wali kota mendatang.
Irvan Sjafari
Foto : dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H