Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Beberapa Catatan Hasil Pilkada Serentak di Kota Depok

9 Desember 2015   21:03 Diperbarui: 10 Desember 2015   04:15 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rendah hati dan bersedia bergaul dengan siapa saja.  Demikian kesan dari cerita itu.  Sementara  Dimas Oki  menurut cerita beberapa warga  sebetulnya  sempat ditentang  PDI-Perjuangan Kota Depok.  Lihat juga di http://suarajakarta.co/news/politik/kader-pdip-depok-boikot-dimas-oky-ada-upaya-mengundurkan-pilkada/.  Bisa diduga bahwa Dimas Oky adalah calon dari pusat.  Yang membuat saya tak habis pikir dengan  pengurus  parpol di pusat kerap tidak mendengar suara di tingkat lokal.  Apa sih hitung-hitungan mereka? 

Soal partisipasi pemilih golput cukup tinggi menurut Managing Director  Cyrus Network Eko Dafid Afianto partisipasinya hanya 57%. ( http://news.detik.com/berita/3091932/cyrus-network-partisipasi-masyarakat-depok-di-pilkada-cuma-57  ).   Partisipasi  ini bisa jadi karena banyaknya “warga dormitory” atau  sebetulnya kecewa terhadap persoalan di Depok.  Warga kampung tetangga saya  misalnya berselisih dengan pengembang karena apartemen yang dibangun  merugikan warga,misalnya soal air tanah.   Tak terdengar reaksi dari pemerintah kota atau elite politik di DPRD Kota Depok. 

Ruang Tunggu RSUD Kota Depok sudah mirip pasar  miris melihatnya  (saya berapa kali melihat sendiri) dan bangunan di belakangnya terbengkalai.   Jalan Raya Sawangan yang strategis menghubungkan kawasan Cinere/Meruyung  dengan Parung, serta pusat kota Depok  rusak di beberapa tempat dan kurang penerangan sejumlah  titik.    Jalan di Cinere beberapa ruas tidak dibuat dua arah seperti bagian lainnya.  Masjid Kubah Emas  sudah jadi  tempat wisata,  tetapi kok bus-bus yang datang tidak diatur dan bikin macet.  Bus-bus ini hanya digiring lewat utara yang sesak dan tidak dibuatkan rute lain.    

 

Saya juga sulit menemukan taman kota yang dibangun oleh pemkot di  kawasan Cinere, Limo, Meruyung.   Saya juga berharap  bukan mal lagi yang dibangun, tetapi pasar tradisional yang indah dan nyaman.  Orangtua di kampung saya di Cinere lebih suka menyekolahkan anaknya di Jakarta, yang lebih bermutu dan tidak percaya dengan  mutu sekolah di Depok.   Belum juga bicara soal moralitas remaja.   Saya kira masih banyak pekerjaan  rumah lain menunggu perhatian wali kota mendatang.

 

Irvan Sjafari

 

Foto : dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun