Munaip Saleh, Aming Priatna dan Ronny Noma di antara mereka yang bergabung di Super Jet. Pada 1963 Super Jet merubah namanya menjadi Sangkuriang. Tambah Bambang para pembalap sepeda ini datang dari kalangan pelajar, sebagian besar golongan menengah, selain kuat juga berintelegensia tinggi.
Mantan Atlet Balap Sepeda Indonesia Aming Priatna membenarkan bahwa orang-orang Indonesia yang bergabung dalam Super Jet bisa dihitung dengan jari. Pria kelahiran Bandung 1941 ini baru mengenal sepeda ketika duduk di bangku SMP (kemungkinan SMP Pasundan) di Kawasan Cipaganti. Aming bergabung dengan Super Jet pada 1957 –setahun sebelumTour de Java Pertama- mulanya denagn sepeda biasa, bukan sepeda balap. Aming tak gentar bertanding dengan sepeda balap milik orang Belanda.
Kemudian ia merakit sendiri sepeda balap di sebuah bengkeldi Bandung. “Dengan sepeda itu kami latihan ke luar kota. Yang saya ingat kami ke Padalarang ramai-ramai mengikuti Superban 4848 atau oplet Morris. Kami juga bisa bersepeda hingga Cianjur,” tutur Aming1. Di waktu senggang anak-anak sekolah makan bakso atau sekadar membeli jus alpukat, satu botol susu di dekat bioskop Radio City (belakangan menjadi Bioskop Dian pada 1970-an).
[caption caption="Di sekitar bioskop Radio City terdapat jajanan tempat favorit para pelajar (kredit foto https://pbs.twimg.com/media/Bv_HIzLIcAAO77M.jpg)"]
Pelajar dan Pelanggaran Hukum
Di sisi lain para pelajar juga terlibat dalam aksi ugal-ugalan di jalan raya. Pada 4 Juli 1958, kepala Polisi Lalu Lintas Kotapradja Bandung, Komisaris Polisi Drs. Upa Supardja mengumumkan selama Juni 1958 terjadi 130 kali kecelakaan lalu lintas yang menewaskan satu orang dan membuat 4 orang lainnya luka berat dan 30 orang luka ringan, serta sebanyak 29 kendaraan rusak.
Dari 130 kasus kecelakaan sebanyak 75 kasus atau lebih dari 50% melibatkan para pelajar yang berusia 16-20 tahun. Mereka dinilai ceroboh dalam mengemudikan kendaraan. Sebanyak 207 buah kendaraan ditahan. Untuk mendaraan bermotor pengemudi umumnya tidak dapat memperlihatkan atau tidak mempunyai keterangan izin mengemudi.
Kota Bandung masih belum sembuh dari tindakan para cowboy yang melibatkan kalangan muda. Pihak kepolisian Keresidenan Priangan mendesak Pengadilan Negeri Bandung untuk membentuk pengadilan kanak-kanak mengingat semakin banyaknya anak-anak di bawah umur melanggar undang-undang. Namun Menteri Kehakiman waktu itu GA Maengkom menyatakan bahwa pihaknya hanya bisa mengupayakan pembentukan pengadilan. Saat itu beberapa pejabat dari kementrian kehakiman dikirim ke Australia dan Amerika Serikat untuk memperlajari cara kerja pengadilan anak-anak.
Irvan Sjafari