Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nostalgia Beatles Bersama G-Pluck dan Instrumental Jizue: Catatan Ketiga dari The 7Th Kampoeng Jazz 2015

4 Mei 2015   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_414954" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi G-Luck (kredit foto Kampoengjazz.net)"][/caption]

Well, she was just 17/You know what I mean/And the way she looked was way beyond compare/
So how could I dance with another (Ooh)/When I saw her standing there
. Lagu  I Saw Her Standing There Beatles, yang dinyanyikan G-Pluck membuat saya teringat masa SMA pada 1980-an. Ketika kelas II saya ditanya Guru Bahasa Inggris . Bu Uce kalau tak salah ingat.  Dia Tanya : Apa contoh gerund untuk keterangan subyek. Saya teringat lagu itu kontan menyahut: I Saw Her Standing There. Entah mengapa di antara lagu Beatles, lagu ini yang paling berkesan.

Lagu dari G-Pluck ini melontarkan saya sejenak ke masa SMA. Saya dan teman-teman di Kelas II SOS 4 gemar lagu-lagu Beatles. Band jiplakan The Beatles (G-LUCK = Jiplak) yang beranggotakan Awan Garnida (vokal, Bass Guitar) berperan sebagai Paul McCartney, Adnan Sigit (vokal, Rhythm) sebagai John Lennon, Wawan HID (vokal, Lead Guitar) sebagai George Harrison dan Beni Pratama (Vokal, Drums & Percussion) sebagai Ringo Starr. Band membawakan lagu-lagu The Beatles tanpa mengubah komposisi musiknya. Instrumen yang digunakan pun sejenis dengan instrumen yang digunakan para personil The Beatles di masa lalu. 1

Sejumlah lagu dari The Beatles dinyanyikan G-Pluck benar-benar tidak saja membuat “para Tokugawa” (julukan gaul untuk “orang tua”)  yang “kesasar” di Kampoeng Jazz 2 Mei 2015 Kampung Dipati Ukur  Universitas Padjadjaran bergoyang, tetapi para mahasiswa yang jumlahnya ratusan, seperti mengguncang bumi.  Lagu lain yang dibawakan G-Pluck yang saya ingat adalah : “I Wanna Your Hand”, “Hey Jude”, “Obladi-Oblada”.  G-Pluck juga tampil di event lain, seperti Java Jazz Festival 2012 dan pernah tampil di Inggris, tempat asal Beatles.  G-Pluck adalah satu warna menarik dari Kampoeng Jazz yang digelar ke tujuh kalinya.

Saya sempat menyaksikan penampilan Kahitna membawakan beberapa lagu. Di antaranya berjudul “Tentang Diriku” Semalam aku bermimpi/ Bertemu dengan dirinya/ Ingin rasa tuk mengulang/ Hangatnya cinta tadi malam. Suara Heidi Yunus masih terasa powernya, begitu juga Yovie Widianto.  Lagu lain yang dibawakan adalah “Soulmate”. Koreografernya mengingatkan saya pada New Kid and The Block. Kahitna dan G-Luck membawa saya ke suasana 1980-an. Kahitna, Band asal Bandung ini lahir pertengahan 1980-an.

Catatan terakhir saya berikan pada Band asal Jepang Jizue. Band yang digawangi oleh Kie Takagi, Go Yamada, Noriyuki Inoe, dan Shin Kokawa, membuka pertunjukkan instrumental mereka dengan “Hallo-Hallo Bandung”, serta beberpa lagu yang saya tak tahu namanya, tetapi ada yang lebih dari 20 menit tanpa jeda. Bukan saja mereka bermain alat musik, tetapi juga gestur tubuhnya bermain hingga penonton terhibur. Mengapa memililih instrumental.  Wawancara sebuah situs online di luar denagn Jizue menjawabnya.

“Kami tidak memiliki lagu seperti band-band lain di luar sana dan kami mengkhususkan diri dalam musik instrumental. Lagu-lagu kami memiliki vokal, tetapi bagaimana membuat lagu-lagu kami benar-benar asli selalu berasal dari instrumen dan itulah mengapa kami memutuskan untuk menyingkirkan suara dari lagu-lagu kami dan mencoba untuk menjadi populer melalui lagu-lagu instrumental.2”

[caption id="attachment_414955" align="aligncenter" width="300" caption="Jizzue di Kampoeng Jazz (Kredit foto Irvan Sjafari)"]

14307441801204569959
14307441801204569959
[/caption]

Irvan Sjafari

Catatan Kaki.

1.http://artofthinking2.blogdetik.com/  diakses paad 4 Mei 2015

2.http://nikkeivoice.ca/instrumental-band-jizues-on-why-they-got-rid-of-their-vocals-and-stuck-with-instruments/  diakses pada 4 Mei 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun