Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian nasional. UMKM menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan menciptakan banyak lapangan kerja.Â
Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, Bank Sentral Indonesia, yaitu Bank Indonesia, memiliki peran yang krusial dalam menentukan kebijakan moneter yang berdampak pada sektor UMKM. Dalam artikel ini kita akan membahas pengaruh kebijakan moneter Bank Indonesia terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Kebijakan Moneter Bank Sentral
Kebijakan moneter adalah instrumen yang digunakan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam menjalankan tugas tersebut, Bank Indonesia menggunakan kebijakan moneter sebagai alat untuk mempengaruhi suku bunga, likuiditas, dan nilai tukar mata uang.
Pengaruh Kebijakan Moneter Bank Indonesia terhadap Pertumbuhan UMKM
1. Suku Bunga
Salah satu instrumen kebijakan moneter yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM adalah suku bunga. Suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat mempengaruhi biaya pinjaman bagi UMKM. Ketika suku bunga rendah, UMKM cenderung lebih mudah mengakses pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, sehingga mendorong pertumbuhan usaha dan investasi. Sebaliknya, jika suku bunga tinggi, UMKM akan menghadapi kesulitan dalam mengakses pinjaman yang terjangkau, yang dapat menghambat pertumbuhan mereka.
2. Likuiditas
Kebijakan moneter Bank Indonesia juga mempengaruhi tingkat likuiditas di pasar keuangan. Likuiditas yang cukup dapat memudahkan UMKM untuk mengakses pembiayaan yang mereka butuhkan untuk beroperasi dan berkembang. Jika likuiditas di pasar keuangan rendah, UMKM akan kesulitan mendapatkan pembiayaan dengan bunga yang wajar. Sebaliknya, likuiditas yang cukup dapat mendorong pertumbuhan UMKM dengan memberikan akses yang lebih mudah ke sumber pembiayaan.
3. Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang juga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia. Apresiasi atau depresiasi mata uang dapat mempengaruhi daya saing produk UMKM di pasar internasional. Jika mata uang mengalami depresiasi, maka produk UMKM akan menjadi lebih murah bagi pasar internasional, yang dapat meningkatkan ekspor UMKM. Sebaliknya, apresiasi mata uang dapat membuat produk UMKM menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi daya saing mereka.