Mohon tunggu...
juremi jovanka
juremi jovanka Mohon Tunggu... Mahasiswa - University of Palangka raya

Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro, Dosen Pengampu : Puput Iswandyah Raysharie, SE., ME

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kebijakan Moneter Bank Sentral terhadap Pertumbuhan UMKM di Indonesia

18 Oktober 2023   22:56 Diperbarui: 18 Oktober 2023   23:03 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian nasional. UMKM menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan menciptakan banyak lapangan kerja. 

Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, Bank Sentral Indonesia, yaitu Bank Indonesia, memiliki peran yang krusial dalam menentukan kebijakan moneter yang berdampak pada sektor UMKM. Dalam artikel ini kita akan membahas pengaruh kebijakan moneter Bank Indonesia terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia.

Kebijakan Moneter Bank Sentral

Kebijakan moneter adalah instrumen yang digunakan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam menjalankan tugas tersebut, Bank Indonesia menggunakan kebijakan moneter sebagai alat untuk mempengaruhi suku bunga, likuiditas, dan nilai tukar mata uang.

Pengaruh Kebijakan Moneter Bank Indonesia terhadap Pertumbuhan UMKM

1. Suku Bunga

Salah satu instrumen kebijakan moneter yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM adalah suku bunga. Suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat mempengaruhi biaya pinjaman bagi UMKM. Ketika suku bunga rendah, UMKM cenderung lebih mudah mengakses pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, sehingga mendorong pertumbuhan usaha dan investasi. Sebaliknya, jika suku bunga tinggi, UMKM akan menghadapi kesulitan dalam mengakses pinjaman yang terjangkau, yang dapat menghambat pertumbuhan mereka.

2. Likuiditas

Kebijakan moneter Bank Indonesia juga mempengaruhi tingkat likuiditas di pasar keuangan. Likuiditas yang cukup dapat memudahkan UMKM untuk mengakses pembiayaan yang mereka butuhkan untuk beroperasi dan berkembang. Jika likuiditas di pasar keuangan rendah, UMKM akan kesulitan mendapatkan pembiayaan dengan bunga yang wajar. Sebaliknya, likuiditas yang cukup dapat mendorong pertumbuhan UMKM dengan memberikan akses yang lebih mudah ke sumber pembiayaan.

3. Nilai Tukar Mata Uang

Nilai tukar mata uang juga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia. Apresiasi atau depresiasi mata uang dapat mempengaruhi daya saing produk UMKM di pasar internasional. Jika mata uang mengalami depresiasi, maka produk UMKM akan menjadi lebih murah bagi pasar internasional, yang dapat meningkatkan ekspor UMKM. Sebaliknya, apresiasi mata uang dapat membuat produk UMKM menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi daya saing mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun