Ada banyak sekali pertanyaan dan rasa keengganan yang sangat menganggu di kepalaku ketika aku berniat untuk mempelajari seni beladiri pencak silat tradisional. Karena konon, menurut kabar burung beo milik pak RT, silat tradisional itu banyak mantra2, isian, bid'ah dan khurofat yang benar-benar membuatku jengah. Di tengah kebingunganku itu, kakekku sebagai sosok yang tidak pernah mau mengajariku silatnya terus saja menasihatiku. Bahwa aku juga harus bersikap adil dalam menilai dan lebih dalam , jangan hanya melihat kulitnya saja.
Nasihat yang kuterima dari kakekku ternyata mirip sekali dengan sebuah artikel yang kubaca dari sahabatsilat.com yang menambah semangatku untuk tau dan ikut mempelajari beladiri leluhur kita ini "silat". Tulisan ini adalah dari seorang Sahabat Silat yang bernama Iwan Setiawa
Nak, jika engkau hendak berguru silat pada seseorang hendaknya kau cam ini ;Jika kau telah hendak datang kepadanya.
Berarti setidaknya kau telah mempercayainya, jagalah kepercayaan itu
Jika kau telah sampai tempatnya
Berarti kau sudah telah ada niat untuk belajar
Maka rendahkanlah dirimu di hadapannya karena kau datang untuk menjadi muridnya
Jika pada waktunya sampai kau belajar dan menerima pelajarannya
Namun kau pernah tahu dan lihat, anggaplah itu latihan mengingat apa yang telah kau ingat. Jangan menganggap dirimu telah hebat, tetaplah hormat padanya
Jika belum, janganlah kau anggap remeh, karena kadang hal remeh dapat mencelakakan seperti halnya kebocoran kecil pada kapal besar
Tetaplah jujur pada dirimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!