Pasca gowes bareng Jokowi, Jorge Lorenzo konon memberikan hadiah kepada pak gubernur berupa kaca mata. Atas pemberian itu, konon pak gubernur melaporkan perihal hadiah yang diterimanya itu ke KPK untuk menghindari tuduhan gratifikasi. [caption id="" align="aligncenter" width="421" caption="Jorge Lorenzo (berkaca mata) ketika gowes bersama pak Jokowi ke Balai Kota Jakarta (17/1/2014). Mungkin kaca mata yang dikenakannya yang dihadiahkan kepada pak gubernur (sumber foto: Kompas.com)"][/caption] Menanggapi laporan tersebut, kontan membuat para Jokowi lover angkat pendapat. Salah satunya menganggap pelaporan itu sebagai sindiran kepada KPK yang telah menyita gitar pemberian grup band Metallica kepada Jokowi beberapa bulan yang lalu. Haruskah KPK tidak menganggap kaca mata itu sebagai gratifikasi sebagaimana perrlakuan KPK terhadap jersey CR7 yang diterima oleh pak SBY dan ibu Ani dari bintang sepak bola Cristiano Ronaldo? Siapa bilang kaca mata itu murah? Rumah Lelang Christie sering menjadi sorotan dunia lantaran mampu menjual barang-barang milik tokoh dunia dengan harga yang tak masuk akal. Tongkat yang dibawa-bawa oleh Bung Karno tidaklah bisa dihargai sama dengan aneka macam tongkat kayu di Sarinah. Meskipun hanya sebuah kaca mata, harganya tak bisa ditaksir dengan membawanya ke Pasar Baru. Begitu juga dengan rok mini yang pernah dikenakan Marylin Monroe mungkin laku dijual seharga mobil Xenia. Seperti yang dilansir oleh KPK melalui surat himbauannya kepada para pejabat negara, KPK tidak menggunakan harga sebagai tolok ukur sebuah gratifikasi. Melainkan, KPK menggunakan ukuran pengaruh pemberian terhadap kebijakan/keputusan atau pun perlakuan pemangku kewenangan. Meskipun Jorge Lorenzo bersepeda gayung dengan pak Jokowi ketika di Jakarta, tak kan ada yang tak mengetahui kalau Jorge Lorenzo merupakan ikon pembalap sepeda motor. Jakarta yang telah semrawut acak adut oleh kehadiran sepeda motor diharapkan tetap menjadi wilayah penyumbang penjualan sepeda motor dengan pertumbuhan selalu double digit. Bagaimanapun juga, produsen sepeda motor pasti ketar-ketir dengan wacana larangan penggunaan sepeda motor di Vietnam yang selalu bersaing head-to-head dengan Indonesia dalam hal penjualan sepeda motor. Pemerintah Jakarta selama ini memang sangat bersahabat dengan produsen sepeda motor. Ahok yang pada awalnya tampak alergi dengan alat transportasi utama Kota Jakarta, kini memilih acuh. Pak Jokowi malah memilih membuat kebijakan mengenai penggunaan kantong plastik. Sebuah kebijakan yang saat ini bak mengawang-awang 10 ribu km di atas permukaan laut. Tak berbeda jauh dengan nilai gitar dari grup band Metallica yang pada saat itu berencana manggung di Jakarta, kaca mata Jorge Lorenzo bisa mempengaruhi keputusan pak gubernur dalam menyusun kebijakan alat transportasi di Jakarta. Dalam hal ini kaca mata itu jelas berbeda dengan jersey Cristiano Ronaldo. Tak hanya menyangkut pengaruhnya terhadap kebijakan pemerintah saja. Kehadiran ikon pembalap MotoGP Jorge Lorenzo di hati para pesepeda motor bisa memicu lebih banyak hormon andrenalin mereka. Telah cukup rasanya generasi produktif bangsa ini mengorbankan jiwanya sia-sia dimangsa mesin-mesin pembunuh yang dibiarkan tak terkendali. Mungkin pembaca akan tertawa geli membaca usulan pembatasan distribusi sepeda motor di atas 100 cc. Saat ini sepeda motor sport 600 cc saja boleh dimiliki dengan bebasnya,  motor 250 cc masihlah kecil. Dengan begitu, tak diragukan lagi kaca mata pemberian Jorge Lorenzo merupakan gratifikasi. KPK tak perlu sangsi untuk menyitanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H