Mohon tunggu...
Juragan Minyak
Juragan Minyak Mohon Tunggu... -

Warganegara biasa, tinggal di Jakarta "Kota Sejuta Knalpot Berisik Orang-orang Nyentrik Akibat Sirik". Awalnya kusedot selang minyak setiap liter. Kini beberapa drum minyak kubeli dari truk tanki Pertamina. Bercita-cita suatu saat perusahaan Pertamina bisa kubeli.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hah... Gardu Otomatis Bikin Macet?

15 April 2014   14:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:40 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="589" caption="Antrian panjang di Gardu Tol keluar manual Bekasi Barat, sedangkan gardu otomatisnya kosong melompong (Foto diambil dengan HP sendiri pada hari Sabtu 5/4/2014)"][/caption] Antrian pada hari Sabtu tanggal 5 April 2014 telah mulai terasa sejak jalan simpang tol Cikunir menuju Bekasi. Kemacetan seperti itu di jalan tol biasanya diakibatkan oleh kecelakaan atau ada truk tronton mogok patah as makan badan jalan. Meter demi meter bisa dilewati dengan rasa ingin tahu penyebab kemacetan di sore itu. Menjelang gerbang tol keluar Bekasi Barat, rasa ingin tahu mulai menemukan jawaban. Banyak pengendara yang ingin keluar tol Bekasi Barat menyumbat hampir seluruh jalan tol. Mereka pada berebut, mengakali pengendara lainnya dengan mengambil jalur kanan kemudian menyodok maksa masuk ramp keluar tol dari jalur kanan. Rupanya para sopir metromini telah banyak membentuk watak para pengendara sehingga tega saling mengambil hak pengendara lainnya tanpa merasa bersalah. Di sebelah kiri ramp keluar tol tampak sebuah gardu keluar yang sebenarnya sudah selesai dibangun. Tertulis gardu tol Bekasi Barat 3. Terbayang juga selintas, alangkah membantunya bila gerbang tol itu tak dibiarkan mubazir. Petunjuk arah pada gardu tol itu masih ditutup kertas atau kain. Barangkali pejabat yang dijatahkan meresmikan gardu tol itu sedang bepergian. Alangkah kaget bin herannya mendapatkan ternyata tak ada kecelakaan atau truk mogok yang  membuat jalan tol bak neraka pada sore itu. Ternyata kemacetan diakibatkan oleh para pengendara harus bersabar mengantri pada gerbang tol manual. Di samping gardu manual tampak gerbang tol otomatis kosong melompong. Gerbang tol keluar Bekasi Barat memang menerapkan tarif umum, jauh-dekat terifnya sama yaitu Rp 3.500. Konsep tarif umum itu sejatinya memudahkan untuk mempercapat, tetapi penetapan pecahan Rp 500 itu jelas sangat menyulitkan. Akhirnya tiba juga di rumah famili. Sama seperti penduduk Jabodetabek pada umumnya, obrolan saat ini selalu dipenuhi dengan keluhan kemacetan. Famili pun menceritakan, sejak gardu tol otomatis di Bekasi Barat ditambah kemacetan semakin menjadi. Hah... gardu otomatis bikin macet??? Konon kemacetan pada pagi hari tak kalah menyengsarakannya akibat semakin banyak gardu tol yang tak lagi bisa melayani uang kembalian. Bukankah antrian keluar atau masuk tol di Kuala Lumpur konon lancar karena pengelolanya menerapkan gardu otomatis touch and go? Bagaimana jadinya bila pemerintah provinsi Jakarta menerapkan ERP padahal warganya masih terbiasa membayar dengan uang kertas seraya mengharapkan kembalian? Ada yang paling mengherankan dari perjalanan mengunjungi famili di Bekasi itu, ternyata para pengendara tega menyerobot jalur pengendara lain untuk mempersingkat waktu perjalanannya, tetapi rela mengantri berlama-lama untuk membayar tol secara manual. Duh..... bangsa apa ini?? Jadi, pengelola jalan tol memiliki andil besar untuk ikut memajukan bangsa ini agar tak cepat merasa puas mendapatkan penghasilan bulanan dengan menjadi TKW di negeri orang. Gardu tol otomatis perlu ditambah lagi agar bangsa ini bisa lekas keluar dari budaya malas berpikir panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun