Minggu ini saya sangat hectic. Aktivitas saya begitu padat. Saking padatnya saya harus makan siang di depan laptop sambil mengerjakan beberapa tugas, saya tidak punya waktu untuk mendengarkan cerita orang lain, bahkan saya harus melewatkan beberapa kesempatan bermain dengan anak-anak. Tidur saya pendek. Keadaan ini sangat berbeda dengan beberapa minggu lalu, yang cenderung tidak mengerjakan apa-apa.
Jika dipikir-pikir, mengapa saya hectic dalam minggu ini bukan saja karena beberapa jatuh tempo pengerjaan tugas saya ada dalam minggu ini melainkan juga karena ada beberapa tugas minggu lalu yang tidak saya kerjakan. Alhasil, pekerjaan saya menumpuk dalam minggu ini.
Apa yang saya alami sekarang ini, perbedaan dengan beberapa minggu lalu menimbulkan beberapa pertanyaan seperti "Apa yang saya lakukan selama ini? Apakah hidup yang hectic itu normal? Apakah hectic menunjukkan hidup yang efektif atau sebaliknya?" Dengan kata lain, sibuk itu menunjukkan apa?
Dalam buku "The Contemplative Pastor," Eugene H. Peterson menunjukkan ada dua alasan mengapa seseorang sibuk. Alasan pertama ialah bekerja dengan sia-sia. Seseorang menjadi sibuk karena apa yang dia kerjakan sebelumnya adalah sia-sia. Ia menciptakan banyak aktivitas yang tidak berguna. Ia bisa saja duduk di depan laptop tetapi tidak melakukan apa-apa. Atau, ia bisa saja menggunakan device kerjanya bukan untuk menghasilkan suatu karya melainkan untuk stalking. Â
Alasan kedua ialah malas. Seseorang menjadi terlihat sibuk karena pada dasarnya ia adalah pemalas. Ia malas mengerjakan tugas-tugasnya sehingga mengerjakannya di detik-detik akhir jatuh tempo atau juga melakukan hal ini-itu untuk menyenangkan banyak orang.
Alasan lain seseorang menjadi sibuk karena ia tidak punya target yang jelas. Sebagaimana pepatah lama berkata, "Dia yang gagal berencana, berencana untuk gagal," seseorang sibuk karena ia tidak memiliki perencanaan yang jelas. Ia tidak tahu apa yang mau dicapai dalam hidupnya. Alhasil, ia tidak bergairah dalam hidupnya dan menjalani hidupnya sebagai sebuah mesin yang bekerja secara mekanis. Â
Alasan terakhir seseorang menjadi sibuk karena ia tidak memiliki margin dalam hidupnya. Dalam buku "Margin," Â Richard Swenson, seorang dokter, menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki margin. Setiap orang memiliki batas emosi, fisik, finansial, dan waktu. Apabila seseorang melewati batas-batas yang ada, ia akan menderita. Â Salah satu tanda kehidupan yang melewati margin adalah apa yang saya alami di atas.
Ringkasnya, secara negatif, seseorang yang sibuk dapat berarti ia adalah seorang pemalas, seorang yang bekerja dengan sia-sia, seseorang yang tidak punya perencanaan jelas, atau seseorang yang tidak mengetahui atau tidak memiliki margin dalam hidupnya. Akan tetapi, sibuk juga dapat berarti secara positif, yaitu ciri seorang yang produktif dan menghasilkan.
Bagaimana dengan kamu, "Sibuk berarti apa?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H