Sejak bergabung pertama kali, 26 Oktober 2011 aku langsung jatuh cinta. Kompasiana saat itu belum ramai seperti sekarang artinya masih sedikit para penulis yang bergabung mengabdikan diri di kompasiana.
Mengapa mengabdikan diri?... ya, karena saat itu belum ada K-Rewards dan lain sebagainya, jadi menulis saat itu betul-betul menyalurkan hobi tanpa berpikir embel-embel.
Karena kesibukan bekerja sebagai salah seorang abdi negara (Guru oemar Bakrie), saya hengkang dari Kompasiana untuk fokus menjalankan tugas profesi sebagai guru, dan satu saat nanti karena terlanjur menjalin kasih, pasti akan kembali lagi...asyikkk!
O ya, waktu itu saya hanya menghasilkan 16 artikel yang sebagian besar membahas seputar dunia pendidikan (menyesuaikan dengan profesi), dan setelah sekian tahun kurang lebih 5 kemudian saya mencoba membuka kembali "dashboard" kompasiana, ternyata penampilannya lebih keren dari sebelumnya.
Dari 16 artikel, ada 1 tulisan menjadi "headline" (artikel utama) dengan judul "Cerita Rakyat Sarana Membangun Karakter" ditayangkan pada tanggal, 17 Juni 2015, dilihat oleh pembaca sebanyak 782 0rang, nihil penilaian, dan nihil pula respon.
Dan 1 lagi artikel ditayangkan pada tanggal, 6 Nopember 2011 berjudul "Wali Kelas Ideal" (artikel tidak termasuk artikel utama atau artikel pilihan) namun, cukup banyak yang membaca 3545 orang, nihil penilaian, dan 1 0rang merespon.
Begitulah perjalanan asmara bersama kompasiana di waktu lalu dan kemudian sempat vacum cukup lama. Â
Setelah purna tugas ada keinginan untuk melanjutkan kembali bermesraan bersama kompasiana dan terjadi sejak 6 Januari 2019. Sayangnya?!... kena kartu merah dari wasit (melanggar ketentuan). Mateng aku!... karena memang sudah niatan untuk menyalurkan hobi, apa pun yang terjadi harus diulang dan dicoba lagi.
Benar, sejak tanggal 10 September 2019 sampai detik ini, dengan nama samaran "Moheng Gonzales" kembali lagi bersama kompasiana bahkan lebih "mesra" bagai sepasang kekasih yang lama berpisah kini jumpa lagi...he he he.Â
Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin menyampaikan siapa idola dan sekaligus sebagai motivator dalam berkarya di kompasiana, dan bukan berarti kompasianer yang lain tidak, semua baik sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Idola itu adalah senior dan seniorita: Bapak Tjitadinata Effendi dan Bunda Roselina Tjiptadinata.