Cak Dayat, sudah cukup lama bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar. Gajinya diterima setiap minggu sekali sebesar Rp. 600.000,- ( enam ratus ribu ) termasuk uang makan selama 6 hari kerja.
Bagi cak Dayat yang masih bujang, gaji sebesar itu masih cukup untuk sekedar uang saku pengisi dompet, disamping menghidupi dirinya sendiri.Â
Tapi bagaimana, bagi mereka yang telah berumah tangga serta memiliki anak, mungkinkah mereka masih dapat bertahan hidup dengan gaji sebesar itu?
Mustahil...!!!
tak bisa dibayangkan betapa sulitnya hidup dengan pendapatan yang hanya sekian itu, rasanya jauh sekali dari sejahtera apalagi untuk bisa hidup makmur.
Sungguh berbeda dengan cak Jumadi, seorang tukang parkir di sebuah pertokoan, nampak lebih bergairah jika dibandingkan dengan sahabatnya cak Dayat, yang secara kebetulan hidup bertetangga se RT.
Walaupun hanya seorang tukang parkir dengan upah yang tak menentu (tergantung orang yang parkir), cak Jumadi mendapat lebih banyak pendapatan dari cak Dayat setiap minggunya.
Jika cak Dayat Rp. 600.000 dalam seminggu, sedang cak Jumadi rata-rata bisa mengantongi Rp. 1.000.000, bahkan jika sedang ramai bisa mendapatkan lebih dari itu.
Suatu ketika dalam pertemuan rutin di kampung, cak dayat dan cak Jumadi duduk berdampingan percakapan ringan pun terjadi,
"hallo cak Jum ya opo khabare?" sapa cak Dayat pada sahabatnya