Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Giat dalam Kegiatan Belajar Mengajar

12 Oktober 2020   11:23 Diperbarui: 12 Oktober 2020   11:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : moviestillsdb.com

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal  yang menyelenggarakan pendidikan proses belajar mengajar (PBM). Kegiatan PBM berkaitan erat dengan membimbing, membina, melatih, dan pengembangkan potensi anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Siswa sebagai obyek didik berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, kehidupan maupun tingkat kecerdasannya. Guru sebagai pendidik harus membentuk pribadi mereka sesuai dengan kompetensi yang seharusnya mereka miliki sesuai tujuan pendidikan.

Dalam PBM di sekolah, terutama kegiatan di kelas, kadang terjadi gangguan karena perbuatan "siswa khusus" dengan kecendrungan usil terhadap teman, sering bicara saat jam pelajaran berlangsung, dan selalu mencari perhatian. 

Siswa khusus, biasanya ada di masing-masing kelas. Mereka tidak berminat mengikuti pembelajaran sehingga sering kali mengganggu kawannya agar tidak ikut pula memperhatikan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Nah, untuk mengantisipasi agar proses belajar mengajar tidak terganggu dan dapat berjalan lancar, ada baiknya jadikan siswa khusus tersebut sebagai pemeran utama. Seorang guru perlu memberi perhatian lebih kepada mereka. Sebenarnya di dalam hati mereka masih ada keinginan untuk belajar. 

Mungkin karena latar belakang kehidupan keluarga, atau bisa jadi sekedar ego pribadi, dia menjadi "caper" (cari perhatian) di depan guru atau teman-temannya sendiri. 

Strategi yang tepat menghadapi anak didik yang demikian adalah memberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh kepada siswa khusus tersebut, untuk menjadi ketua dalam sebuah diskusi kelas. Ini hanya salah satu contoh saja.

Hambatan dalam penerapan strategi tersebut biasanya pada tanggapan serta gangguan dari teman-teman sekelasnya. Maklumlah, teman-teman sekelasnya terbiasa menyebutnya "si anak nakal".  

Meski pun begitu, dengan memberi sedikit pengertian pada teman-teman sesama siswa di dalam kelas tersebut, strategi atau trik ini dapat berjalan dengan baik. 

Melalui usaha guru yang terus menerus, tidak ada lagi siswa khusus yang mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) Dengan menjadikan tokoh utama siswa khusus dalam PBM, mereka akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan.

Jika rasa percaya diri dan kebanggaan sudah ada, mereka akan menjadi giat dalam kegiatan belajar mengajar.

* Singosari, 12 Oktober 2020 *
@jbarathan    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun