Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demi Senyum Sahabat!

5 Oktober 2020   09:56 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:59 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kupegang undangan yang basah oleh air mata
kenangan masa lalu kembali terbanyang
sewaktu aku belajar disebuah pesantren

Aku mengagumi seorang ustadz
begitu pula sebaliknya
aku mengerti sahabatku juga mengaguminya

Hingga suatu hari ustadz menemuiku
"Sejak pertama melihatmu aku mengagumimu
dan berharap bisa memilikimu dalam ikatan suci"

Sebelum aku meminta kepada orang tuamu
aku ingin mendengar jawabanmu terlebih dahulu
"Ustadz, maaf aku belum berfikir kearah sana"

Aku sendiri tak mengerti dengan keputusanku ini
sekalipun aku juga mengharapkannya namun,
keinginan melihat sahabatku bahagia memaksaku
berkata demikian

Tiga tahun berlalu sejak pernikahan sahabatku
kami seakan terpisah oleh jarak dan waktu
suatu hari aku menerima telepon dari teman
sekamar waktu di pesantren dulu

Mengabarkan kalau sahabatku itu sedang sakit
dan saat ini sangat mengharap kehadiranku

Kupacu langkahku, memasuki ruang ICU
kudapati sahabatku dengan banyaknya selang
yang menancap di tubuhnya yang ringkih

Sahabatku berkata lirih, "Aku mohon, kembalilah
kepadanya dia sangat sedih saat kau pergi...
untuk itu tolonglah aku, terima dia kembali demi aku"  

"Maafkan aku sahabat aku tak bisa!
aku sudah berkeluarga, dan memiliki anak serta suamiku
sekali lagi maafkan aku sahabat"

"Ini memang sudah takdir Allah
mari kita terima pasangan kita sebagai jodoh kita
aku yakin ustadz mencintaimu karena kau pilihan Allah
untuknya, bukan aku!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun