desing pelor timah panas
menembus hutan belantara
bertubi-tubi membabi buta
satupun tak mengenai dirimu
kau terlibat pertempuran sengit
mengusir belanda di irian jaya
gagah berani dibarisan depan
tak perduli peluru berseliweran
katamu "aku adalah prajurit
pembela nusa dan bangsa"
baktiku hanya satu bumi pertiwi
nusantara harus bebas merdeka
begitu mulia hati para pejuang
tak pernah memikirkan diri sendiri
apalagi menyombongkan pribadi
tak ingin dipuji berlebihan
bukan bintang jasa yang kau cari
bukan pula penghargaan setinggi langit
tapi bagaimana anak cucu aman tenteram
di masa-masa yang akan datang
merdeka adalah satu-satunya jalan
untuk mewujudkan impian itu
darah tertumpah habis
bukti pengabdian pada nusa dan bangsa
kini kau telah pergi
di pemakaman umum kau terbaring
dan selalu begitu tetap menjadi sederhana
kepergianmu disertai senyum terlintas di wajahmu...
* Singosari, 18 Agustus 2020 *
@jbarathan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H