Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Dapat Aku Lupakan, Ketika Kubasuh Wajahku

26 Juni 2020   12:10 Diperbarui: 26 Juni 2020   12:10 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : fhoto@jbarathan

Hamparan hijau membentang sejauh mata memandang, di bawah kaki gunung Arjuna dari utara ke selatan. Bumi nusantara tiada duanya di khatulistiwa. 

Hutannya lebat seperti rambut seorang gadis belia, berkilau terurai tertiup angin. Meski pun sekian banyak telah hilang namun, ia tumbuh dan tubuh subur. 

Sebatang sungai bening memecah sepinya rimba belantara, gemercik air mengalir bawa oroma rumput basah. Ada yang tak dapat aku lupakan saat kubasuh wajahku. 

Ketika sinar mentari menembus rimbunnya dedaunan, kicau burung ramai bersaut-sautan bersembunyi di ranting-ranting kering. Siapa yang tak kenal nusantara? 

Dan siapa yang tak suka nusantara, berarti dia bukan pribumi? Tapi aku dilahirkan disini dan dibesarkan hingga dewasa, dibelai mesra lentik jari ibu pertiwi. 

Hamparan hijau membentang janganlah kita sia-siakan, jangan pula kita biarkan penebang liar berbuat semaunya. Gemuruh pohon-pohon tumbang harus dihentikan!

*Singosari, 26 Juni 2020*

@jbarathan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun