Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dilema

12 April 2020   22:21 Diperbarui: 12 April 2020   22:31 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam terlanjur manja, dikeheningan sunyi membisikan luka yang teramat dalam, pintu-pintu kamar tertutup rapat, hanya terdengar dengkur nafas yang bernada resah. 

Malam semakin larut, sepi semakin mengental kian menambah gunda gulana jiwa-jiwa yang terpasung, tak satupun angan tergapai hanya diam membisu seribu bahasa. 

Bayang-bayang malam membawa pergi semua hasrat yang tersimpan jauh dibalik relung hati, gugurlah satu demi satu harapan untuk hidup bahagia bagai di surga. 

Jangan tanyakan pada angin malam yang berhembus atau bintang gemintang yang berkedip di atas sana, mereka tak akan pernah mengerti akan penderitaan ini. 

Carut marutnya situasi di muka bumi ini, telah membuat semua makhluk penghuni jagad raya  kehilangan akal sehat, dan terhempaskan pada lingkaran dilema...!!!

*Singosari, 12 April 2020*

@jbarathan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun