Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Disiram Banjirnya Air Mata

14 Februari 2020   18:32 Diperbarui: 14 Februari 2020   18:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ambar : malerei.bilginom.com

Di tepi jalan simiskin menjerit bimbang, hidup hanya mampu meminta dan menerima. 

Sementara yang kaya tertawa berpesta pora hidupnya menumpang dikecurangan. 

Sadarlah wahai engkau cara hidupmu yang hanya akan menelan korban yang lain. 

Bintang bulan jatuh langit pun runtuh tiba hari kiamat pengadilan yang penghabisan. 

Itulah hidup insan dunia yang semakin biasa seakan tak perdulikan lagi.

Tiada lagi kasih sayang bagi yang lemah dan tak berdaya disiram banjirnya air mata... 

*Singosari, 14 Pebruari 2020*

@jbarathan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun