Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pete

15 Januari 2020   14:58 Diperbarui: 15 Januari 2020   14:53 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : fhoto@jbarathan

Terbayang sambal terasi, tempe goreng, dan setumpuk pete rebus. 

Nasi hangat yang dilapisi daun pisang, dikelilingi hijau daun selada dan bayam yang telah digodok. 

Aku berani berkata, "inilah kenikmatan yang alami", keringat bercucuran membasahi pipi, mata tak berkedip nanar menatap tumpukan pete di pinggir cobek. 

Ada yang bilang makan yang enak adalah, makan dikala lapar, walaupun apa yang dimakan itu kurang enak menurut sebagian orang. 

Itu benar!, agama pun mengajarkan demikian, makanlah disaat engkau lapar dan berhentilah sebelum engkau kenyang. 

Aku mencoba, memadukan anjuran agama dan makanan yang masih bersifat alami, hal hasil sungguh luar biasa. 

Jika Anda tak percaya, coba aja sendiri... 

*Singosari, 15 Januari 2020*

@jbarathan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun