Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Itu Semakin Sepi dan Merana

10 November 2019   21:22 Diperbarui: 10 November 2019   21:31 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturtava

setiap saat kulewati jalan itu semakin sunyi terasa 
tak kudengar lagi nyanyian bocah-bocah kala purnama 
teringat pada masa lalu disitu ada banyak cerita 
cerita yang masih membekas terpahat dalam jiwa 

dulu ketika malam purnama tiba 
bocah-bocah bermain berlarian di tepian telaga 
saat terasa lelah setelah berkejaran sekian lamanya 
dibeningnya air telaga kami membasuh muka 

pancuran bambu kecil itu mengingatkan kita
ketika kita saling berebut menghilangkan dahaga
pakaian kita jadi basah karenanya
ingatan itu masih terasa

sekarang semua hanya tinggal kenangan belaka
dinding-dinding beton bertingkat mengubur semua peristiwa
jalan yang dulu kami lewati bersama
tertutup pagar tembok walau masih sedikit tersisa
kami pun kehilangan tempat bercanda ria
dan jalan itu semakin sepi dan merana...

*Singhasari, 10 Nopember 2019*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun