Seorang lelaki muda harus menahan rasa sakit yang tak
terperihkan, hantaman bertubi-tubi datang dari aparat
yang kehilangan hati nurani, bagaikan hidup di hutan
belantara yang tak lagi mengenal budaya adat istiadat.
Ironis, aparat yang seharusnya menganyomi rakyatnya,
bertindak brutal mengamuk bagai banteng merebutkan
buruannya yang berlari kian kemari menghidar dari
serangan yang mematikan, sungguh tragis!
Duh Gusti, apa yang tengah terjadi di negeri ini, negeri
yang ramah penuh pesona, gemah ripah loh jinawi toto
tentrem kerto raharjo, haruskah darah-darah berceceran
bagi mereka yang menyuarakan suara rakyat?
Iblis terkutuk!, kau tancapkan keangkuhan, kau biarkan
arogansi meraja lela berbuat sesuka hati, mengapa tidak
kau singkirkan bangsa asing yang datang untuk mengeruk
kekayaan negeri ini, mengapa harus saudara sendiri?
Tuhan, bukalah pintu hati kami, agar kami bisa menerima
kejadian-kejadian aneh memuakkan yang tengah terjadi
di bumi ini, namun jangan Engkau biarkan angkara murka
terus berlanjut hingga ke anak cucu.
* Moheng, 25 September 20129Â *
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H