Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Tengah Badai

25 September 2019   10:26 Diperbarui: 25 September 2019   10:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang lelaki muda harus menahan rasa sakit yang tak
terperihkan, hantaman bertubi-tubi datang dari aparat
yang kehilangan hati nurani, bagaikan hidup di hutan
belantara yang tak lagi mengenal budaya adat istiadat.

Ironis, aparat yang seharusnya menganyomi rakyatnya,
bertindak brutal mengamuk bagai banteng merebutkan
buruannya yang berlari kian kemari menghidar dari
serangan yang mematikan, sungguh tragis!

Duh Gusti, apa yang tengah terjadi di negeri ini, negeri
yang ramah penuh pesona, gemah ripah loh jinawi toto
tentrem kerto raharjo, haruskah darah-darah berceceran
bagi mereka yang menyuarakan suara rakyat?

Iblis terkutuk!, kau tancapkan keangkuhan, kau biarkan
arogansi meraja lela berbuat sesuka hati, mengapa tidak
kau singkirkan bangsa asing yang datang untuk mengeruk
kekayaan negeri ini, mengapa harus saudara sendiri?

Tuhan, bukalah pintu hati kami, agar kami bisa menerima
kejadian-kejadian aneh memuakkan yang tengah terjadi
di bumi ini, namun jangan Engkau biarkan angkara murka
terus berlanjut hingga ke anak cucu.

* Moheng, 25 September 20129 *
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun