Mentari mulai beranjak tinggi saat semua  sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, disaat itu pagi telah berlalu pergi dan engkau hanya termenung lesu disini.Â
Tak kau hiraukan lagi apa yang terjadi di sekitarmu, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu atau mungkin beban kehidupan yang menghimpitmu.Â
Tangisan bocah tetangga sebelah rumah mengingatkan akan tanggung jawab seorang ayah untuk menghentikan tangis anaknya dan keluh ibunya.Â
Sedang matahari di atas sana tak pernah menghukum dengan sorot mata yang lebih tajam dari sebilah berlati, bisa saja merobek dada ini, tapi semua tak dilakukan.Â
Pagi berlalu sudah, tinggallah aku seorang diri hampa dan sepi, namun kudengar selalu musik di sekelilingku, musik yang bergema dalam diri melantunkan syair  kehidupan panggung sandiwara.Â
*MOHENG, 24 September 2019*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H