Mohon tunggu...
Moheng Gonzales
Moheng Gonzales Mohon Tunggu... Seniman - Come Back
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

five nine and seven three...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi Berlalu Sepi

24 September 2019   17:01 Diperbarui: 24 September 2019   17:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: buzzfeed.com

Mentari mulai beranjak tinggi saat semua  sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, disaat itu pagi telah berlalu pergi dan engkau hanya termenung lesu disini. 

Tak kau hiraukan lagi apa yang terjadi di sekitarmu, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu atau mungkin beban kehidupan yang menghimpitmu. 

Tangisan bocah tetangga sebelah rumah mengingatkan akan tanggung jawab seorang ayah untuk menghentikan tangis anaknya dan keluh ibunya. 

Sedang matahari di atas sana tak pernah menghukum dengan sorot mata yang lebih tajam dari sebilah berlati, bisa saja merobek dada ini, tapi semua tak dilakukan. 

Pagi berlalu sudah, tinggallah aku seorang diri hampa dan sepi, namun kudengar selalu musik di sekelilingku, musik yang bergema dalam diri melantunkan syair  kehidupan panggung sandiwara. 

*MOHENG, 24 September 2019*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun