pagi baru saja membuka mata
di wajahnya kulihat luka
semalaman tergores duri
rinai hujan yang tiada henti
matahari juga malu-malu
bersembunyi di balik awan kelabu
mengusir dingin ia tak mampu
panas kental manis secangkir kopi
menghangatkan suasana hati
lampau terdekam sepi
diam-diam asap tipis
dari sebatang kretek cigarettes
mengilhami sebelum pupus
di pagi hari ini
cuma satu dapat kuketahui
diantara beribu-ribu tak pasti
bahwa hidup harus terus berjalan ...
* Singosari, 21 Jan 2022 *
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!