Mohon tunggu...
JUNUS BARATHAN
JUNUS BARATHAN Mohon Tunggu... Guru - Secangkir KOPI Hangat...

Mari kita bersulang...SOBAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semeru Berdebu

4 Desember 2021   18:04 Diperbarui: 4 Desember 2021   18:06 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : flickr.com

daun-daun tertunduk
angin terdiam tanpa suara
langit menyimpan kelam kelabu
alam gelisah mengisyaratkan duka

seketika abu berterbangan
awan panas memenuhi angkasa
mahameru menjadi marah
di wajahnya penuh luka

jerit tangis dimana-mana
berhamburan tak tentu arah
lava pijar meluncur mendekati
memporak-porandakan segalanya

duh gusti,
bertubi-tubi marah bahaya
datang melanda negeri tercinta
seakan roda kehidupan ini terhenti

haruskah kita menangis?

tidak!,
ini bukanlah bencana
hanya peringatan bagi kita semua
agar senantiasa bersahabat dengan alam

murka alam adalah murka-Nya ...


* Singosari, 4 Des 2021 *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun