Mohon tunggu...
JUNUS BARATHAN
JUNUS BARATHAN Mohon Tunggu... Guru - Secangkir KOPI Hangat...

Mari kita bersulang...SOBAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terkapar

19 Februari 2021   15:53 Diperbarui: 19 Februari 2021   15:56 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sudah dikatakan sedari dulu
kita dihadapkan dengan sesuatu yang menakutkan
siang malam dan disegala situasi, mencekam!

melebihi cerita dongeng anak-anak
hantu yang menyeramkan, agar si anak segera pulas

jika yang menyerang nyata adanya, itu mudah
tapi musuh yang datang tak kasat mata, namun ada

apa yang bisa kita perbuat dengan semua ini?

jabablah dengan sejujurnya
jika memang engkau sanggup untuk menjawabnya

semua hanya diam, hanyut dalam lamunan
tak sanggup berkata-kata ketika fakta di depan mata

kesombongan dan keangkuhan
serta kesaktian yang katanya mampu menghalaunya
rontok berkeping-keping tiada artinya, tewas! 

tengoklah di sana terkapar kaku
tengoklah di sini terkapar bisu
tengoklah di situ terkapar pilu
dan tengoklah di mana-mana terkapar, dan terkapar

sedih hati ini jika menyaksikan
satu demi satu dalam satu keluarga besar bergantian 

harus pergi ke alam lain ... 


* Singosari, 19 Peberuari 2021 *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun