Mohon tunggu...
JUNUS BARATHAN
JUNUS BARATHAN Mohon Tunggu... Guru - Secangkir KOPI Hangat...

Mari kita bersulang...SOBAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinai Hujan Januari (33)

15 Januari 2021   11:54 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: lushome.com

selamat malam
kau berseru "aku datang dari mimpimu", singgah bertamu

kulihat rinai hujan
telah membasahi pada wajahmu, gemetar menggigil

siapakah tuan?
kau menyodorkan sebuah pena, aku seorang penulis

kemudian tenang dan sepi
cuma bayangan kita terongok berdesakan-desakan

bersamakah kita kedinginan?

tidak jawabku!
aku bukan kedinginan sahut bayangku perlahan-lahan
nyaris tak terdengar

selanjutnya mereka cuma diam
dan kita pun cuma diam, semuanya jadi diam, membisu

sesaat kau tuliskan sebuah lirik puisi
kau bakar dalam tungku api, hangat serasa menyeruak
ke seluruh relung jiwa kita

lalu kembali kau letakkan pena
sebelum kehangatan bara api puisi perlahan-lahan padam

di luar rinai hujan januari kian berdendang ...


* Singosari, 15 Januari 2021 *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun