Ada sedikit kegembiraan terlintas di wajah Ibuku, ketika mengetahui aku pulang menjenguknya, walaupun kali ini aku datang hanya seorang diri. Suatu ketika di tengah malam, tiba-tiba Ibu memaksa untuk di bawah kembali ke rumah sakit, kami jadi kelabakan dan segera menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan selama opname di rumah sakit. Hanya menjalani dua hari perawatan di rumah sakit Ibu minta dipulangkan, tak ada yang mengetahui jarum infus dicabut sendiri dari tangannya, boleh jadi beliau merasa sudah tak perlu lagi merepotkan anak-anak. Namun sebelumnya, ketika seluruh keluarga berkumpul (kecuali aku) Ibu menyampaikan pesan-pesan, memberi petuah, nasehat dan doa kepada anak dan cucunya yang setia menunggunya. Lima hari kemudian di tengah bulan Ramadan. Ibuku pergi meninggalkan kami semua, Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun.
Lautan kasih sayang pada setiap insan
Mataharinya alam sebagai perumpamaan
Dunia isinya belumlah sepadan
Sebagai balasan Ibumu melahirkan
Do'anya terkabulkan keramat didunia
Kutuknya kenyataan jangan coba durhaka
Surganya Tuhanmu di bawah kakinya
Ridhonya Ibumu Ridho Tuhan jua
Wahai jangan jadi anak durhaka
Ibu kaulah wanita yang mulia
(cuplikan lagu IBU, Nasida Ria)
 Semoga Allah SWT, memberikan tempat di sisi-Nya serta diampunkan segala dosa-dosanya...Aamiin.
* Singosari, 17 November 2020 *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H