perkembangan teknologi dan informasi memaksa umat manusia di seluruh dunia untuk dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi tersebut. Tidak hanya generasi muda yang harus mengikuti perkembangan teknologi, tetapi generasi tua juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.Â
PesatnyaAplikasi teknologi saat ini tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sudah masuk ke dalam sistem aktivitas manusia, seperti transaksi elektronik, serta penginputan data untuk mendapatkan pelayanan secara elektronik yang dapat dilakukan di mana saja, dengan syarat memiliki handphone, komputer, dan akses ke data serta jaringan internet.
Perkembangan teknologi yang pesat ini memaksa banyak orang di seluruh dunia untuk belajar dan menyesuaikan diri. Jika tidak, mereka akan tertinggal atau menjadi gagap teknologi. Ketidaksediaan untuk belajar dapat menyulitkan dalam mendapatkan atau melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan dengan mudah.Â
Sebagai contoh, pembayaran kini bisa dilakukan menggunakan kartu elektronik dan dapat dilakukan di mana saja. Untuk memperoleh makanan yang diinginkan, kita bisa melakukannya dari rumah melalui layanan seperti GoFood. Demikian pula jika ingin bepergian ke suatu tempat, cukup menggunakan aplikasi transportasi yang tersedia. Begitu juga dengan hiburan, seperti menonton film atau mendengarkan musik, semua bisa dilakukan dengan mudah melalui aplikasi yang ada.
Namun, meskipun kemajuan teknologi memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam berbagai aspek kehidupan, ada sisi lain yang perlu diperhatikan. Perkembangan teknologi yang sangat cepat juga menghadirkan tantangan baru. Salah satunya adalah bagaimana kita menyaring dan mengelola informasi yang begitu banyak dan cepat tersebar di media sosial dan platform digital lainnya.Â
Dalam sekejap, berita bisa menyebar ke seluruh dunia, baik itu berita yang benar maupun yang hoaks. Fenomena ini mempertegas pentingnya memiliki sikap kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi. Tanpa kesadaran yang tinggi, kita berisiko menjadi bagian dari penyebaran informasi yang salah, yang dapat merugikan banyak pihak.
Informasi atau berita yang terjadi hanya dalam beberapa menit langsung dapat tersebar di media sosial atau jejaring sosial. Semua media elektronik berlomba-lomba untuk mendapatkan berita dan menyebarkannya secara online. Tidak hanya media elektronik yang dapat menyebarkan informasi atau berita, baik berupa tulisan atau video, namun semua orang pun dapat melakukannya.Â
Dengan mudahnya kita mendapatkan dan menyebarkan berita, maka kita harus lebih jeli dan teliti dalam mempercayai setiap informasi yang kita terima. Berpikir kritis dan memverifikasi sumber kebenarannya sangat penting sebelum mempercayai, apalagi menyebarkannya kepada orang lain. Mengambil waktu untuk memeriksa fakta sebelum menyebarkan informasi adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran hoaks dan informasi palsu.
Di era sekarang ini, kita dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Jika tidak, kita akan ketinggalan atau menjadi gagap teknologi karena tidak memanfaatkan dan menikmati kemajuan teknologi tersebut. Selain itu, kita juga harus kritis terhadap setiap berita atau informasi yang kita terima, karena jika tidak, kita berisiko tertipu oleh berita hoaks.
Oleh karena itu, dengan pesatnya perkembangan teknologi, kita harus lebih berhati-hati dan bijak dalam menerima informasi agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Salah satu solusi untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan terus meningkatkan literasi digital. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan teknis dalam menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara kritis. Selain itu, pendidikan yang berbasis pada teknologi dan informasi harus diprioritaskan, agar semua lapisan masyarakat, baik tua maupun muda, dapat memahami dan memanfaatkan teknologi dengan bijak.Â