Mohon tunggu...
JunSar
JunSar Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar jadi Penulis

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengujian Air Mineral, Kenapa itu Penting?

30 November 2024   10:11 Diperbarui: 30 November 2024   12:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi air mineral | nerea arance

Air mineral adalah salah satu minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di zaman sekarang ini. Adapun air mineral berasal dari sumber alami seperti mata air, pegunungan, atau sumur dalam, yang memiliki kandungan mineral spesifik dan bebas dari polutan. Dalam proses pembotolan, air mineral sering kali dijaga agar tetap dalam kondisi alaminya, meskipun beberapa produsen mungkin melakukan proses filtrasi atau penyesuaian untuk memastikan kualitasnya tetap aman.

Selain menyegarkan, air mineral mengandung berbagai mineral penting yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, untuk memastikan bahwa air mineral yang dikonsumsi aman dan sesuai dengan standar kesehatan, penting dilakukan pengujian kualitas secara rutin. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa air mineral tidak hanya bersih, tetapi juga memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Instansi terkait.

Mengapa Pentingnya Pengujian Air Mineral?

Pengujian air mineral sangat penting untuk memastikan kualitasnya, mengingat bahwa air mineral sering kali dikonsumsi langsung tanpa perlu dimasak terlebih dahulu. Jika air mineral tidak memenuhi standar mutu, bisa saja menimbulkan masalah kesehatan pada konsumen, seperti keracunan logam berat atau gangguan pencernaan akibat kontaminasi mikroba patogen. Oleh karena itu, pengujian kualitas air mineral harus dilakukan untuk menjamin air yang dijual di pasaran bebas dari kontaminasi dan aman untuk dikonsumsi.

Parameter yang Diuji dalam Air Mineral

Beberapa parameter yang diuji dalam air mineral berdasarkan SNI 3553 : 2015 mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan kebersihan dan kandungan mineralnya. Beberapa pengujian yang umum dilakukan adalah:

  1. Kekeruhan: Kekeruhan yang tinggi dapat menunjukkan adanya partikel atau mikroorganisme dalam air, yang dapat membahayakan kesehatan. Air mineral yang baik harus jernih dan bebas dari partikel asing.
  2. pH: pH air mineral harus berada dalam kisaran netral, yaitu antara 6 hingga 8. pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa menandakan adanya kandungan zat berbahaya atau dapat mempengaruhi rasa air.
  3. Kandungan Mineral: Air mineral alami mengandung berbagai mineral seperti kalsium, magnesium, natrium, dan kalium, yang memiliki manfaat kesehatan. Pengujian kandungan mineral dilakukan untuk memastikan kadar mineral ini berada dalam batas standar mutu.
  4. Kadar Oksigen Terlarut: Kadar oksigen terlarut dapat menunjukkan kualitas air, karena oksigen yang cukup dalam air mineral mendukung keberadaan mikroorganisme yang bermanfaat dan menjaga kesegaran air.
  5. Bakteri dan Patogen: Salah satu pengujian paling penting adalah untuk mendeteksi adanya mikroba patogen seperti E. coli, Salmonella, atau Vibrio cholerae, yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik kultur mikrobiologi untuk mendeteksi bakteri atau virus dalam sampel air.
  6. Kandungan Logam Berat: Pengujian logam berat seperti timbal, arsenik, merkuri, dan kadmium sangat penting untuk memastikan bahwa air mineral tidak terkontaminasi dengan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan kronis. Batasan maksimum untuk logam berat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
  7. Total Dissolved Solids (TDS): TDS mengukur jumlah zat terlarut dalam air, yang bisa mencakup mineral, garam, dan bahan kimia lainnya. Kadar TDS yang terlalu tinggi dapat memengaruhi rasa air dan menunjukkan adanya kontaminasi.

Proses Pengujian Air Mineral

Pengujian air mineral dilakukan melalui beberapa tahap yang dilakukan oleh laboratorium pengujian bersertifikat Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan fasilitas pengujian yang dilengkapi dengan peralatan instrument laboratorium seperti ; AAS, Spektrofotometer dan lainnya. Proses pengujian umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Pengambilan Sampel: Sampel air mineral diambil dari sumber atau kemasan untuk dianalisis. Proses ini harus dilakukan dengan baik dan hati-hati untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang yang bisa mempengaruhi hasil uji.
  2. Analisis Kimia dan Fisika: Sampel air diuji untuk berbagai parameter kimia dan fisika, termasuk pH, kandungan mineral, kekeruhan, dan TDS. Pengujian ini dilakukan menggunakan peralatan instrument laboratorium, seperti AAS, spektrofotometer, pH meter, dan turbidimeter.
  3. Uji Mikrobiologi: Sampel air diperiksa di laboratorium mikrobiologi untuk mendeteksi adanya bakteri patogen atau organisme berbahaya lainnya. Ini melibatkan kultur bakteri.
  4. Pelaporan Hasil Uji: Setelah pengujian selesai, hasil akan dilaporkan secara rinci. Jika air mineral memenuhi standar yang ditetapkan, produsen air mineral dapat memperoleh Laporan hasil uji (LHU), yang dapat digunakan untuk sertifikasi produk kelayakan dan izin edar dari otoritas terkait, seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) di Indonesia.

Standar Kualitas Air Mineral

Setiap negara memiliki standar kualitas air mineral yang harus dipatuhi oleh produsen, yang mengacu pada badan pengawas kesehatan dunia seperti World Health Organization (WHO). Di Indonesia, BPOM dan Kementerian Kesehatan mengatur batasan dan kriteria kualitas air mineral yang dapat dijual di pasaran. Standar ini mencakup batas maksimal untuk kandungan mikroba, logam berat, serta kriteria fisik dan kimia lainnya yang harus dipenuhi oleh air mineral. Sebelum dijual dipasaran Air mineral harus tersertifikasi Standar Nasional Indonesia terlebih dahulu seperti SNI 3553 : 2015 oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Pengujian kualitas air mineral sangat penting untuk memastikan keamanan dan mutu produk yang dikonsumsi oleh masyarakat. Proses ini mencakup analisis fisik, kimia, dan mikrobiologi guna mendeteksi kemungkinan adanya kontaminasi mikroba patogen, logam berat, atau zat berbahaya lainnya. Standar seperti SNI 3553:2015 dan pengawasan oleh lembaga terkait, seperti BPOM, menjamin bahwa air mineral yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan Kesehatan yang aman untuk dikosumsi oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun