Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Usai di Titik Ini

11 Mei 2020   20:10 Diperbarui: 11 Mei 2020   20:16 12240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba kau lepaskan genggaman tanganmu dariku
Dan mengajak berlari kencang melebihi angin
Kau mulai berlari selagi aku masih dalam bingungku
Kususul kau berlari sambil melihat punggungmu

Bahagia, memikirkan semua ini aku merasa beruntung
Seperti sedang memainkan peran dalam pentas teater
Namun seruanmu perlahan tak terdengar
Seperti dibawa oleh angin pergi menjauh

Dalam kebingungan kuteriakan namamu tanpa henti
Kumencari ke seluruh kota di mana kau mungkin berada
Aku terjatuh kala kuberlari kencang
Membuat sadar dengan tipisnya waktu yang kita miliki

Sulitnya membendung air mata yang tertiup rindu
Berada di hari yang sama seperti yang dulu ada
Dengarkan, mungkin ini benar menjadi yang terakhir
Bersiap menghadapi hari esok yang tak lagi bersamamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun