Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Surat dari Medan Perang

3 Mei 2020   17:00 Diperbarui: 3 Mei 2020   17:06 14968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com /Stijn Swinnen

Untuk kekasih yang berada di bawah langit mendung
Tetaplah tenang meski terdengar ledakan di kejauhan kota
Sebab telah cidera gendang telingaku di pertempuran ini
Jangan menangis engkau di ujung malam

Biarlah kami saja yang berselimutkan dingin dan kotornya udara
Juga bergandengan dengan ketakutan di setiap waktu ini
Takkan kubagikan ketakutan ini kepadamu
Kujanjikan pulang, meski nanti hanya tubuhku saja yang kau temukan

Jujur aku sangat ketakutan di situasi ini
Takut akan kematian yang sangat dekat denganku
Takut akan tiada lagi yang menjagamu selain aku
Semua ini sungguh membuatku menangis di bangun dan tidurku

Kusampaikan permohonan maaf di setiap suratku
Karena aku tak dapat melihat umur di atas kepalaku
Selagi tubuh ini masih bernyawa dan tangan ini mampu bergerak
Kukabari diriku padamu bersama burung-burung di udara

Bila Suratku Sampai Kepadamu
Dan tiada susulan lagi di minggu depan
Pergilah ke gereja untuk berdoa
Karena aku telah gugur di peperangan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun