Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menjadi Bayangan

1 Mei 2020   03:10 Diperbarui: 1 Mei 2020   03:14 15813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com /J W (@emotional_discord)

Akulah Bayangan

Di luas dan lapangnya bentang samudra
Tak dapatkah kau melihat satu bayangan di mataku
Bayang yang harusnya kau kenali
Seperti saat kau berdiri di depan cermin 

Saat kau menunduk dan melihat ujung kakimu
Adakah kau menyadari bayangan lain di sampingmu
Atau adakah kau mencium parfum jeruk mandarin
Aroma yang harusnya kau kenali siapa pemakainya 

Satu langkah di belakangmu aku berdiri
Apakah itu jauh hingga hadirku tak kau lihat
Aku memiliki air mata untuk terus mengalir
Namun hanya aku yang tahu rasa sepi ini 

Kupikir berharap mati adalah hal yang menyedihkan
Namun berharap hidup ternyata lebih memilukan
Aku hanyalah cameo yang terlupakan
Pemeran kemalangan dalam ceritaku sendiri 

Sejauh ini aku terus memberi
Sejauh itu kau terus menerima buta
Sejauh pelupuk mata ku tiada menerima
Dan sampailah aku pada kematian yang bersabar menyertaiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun