Akulah Bayangan
Di luas dan lapangnya bentang samudra
Tak dapatkah kau melihat satu bayangan di mataku
Bayang yang harusnya kau kenali
Seperti saat kau berdiri di depan cerminÂ
Saat kau menunduk dan melihat ujung kakimu
Adakah kau menyadari bayangan lain di sampingmu
Atau adakah kau mencium parfum jeruk mandarin
Aroma yang harusnya kau kenali siapa pemakainyaÂ
Satu langkah di belakangmu aku berdiri
Apakah itu jauh hingga hadirku tak kau lihat
Aku memiliki air mata untuk terus mengalir
Namun hanya aku yang tahu rasa sepi iniÂ
Kupikir berharap mati adalah hal yang menyedihkan
Namun berharap hidup ternyata lebih memilukan
Aku hanyalah cameo yang terlupakan
Pemeran kemalangan dalam ceritaku sendiriÂ
Sejauh ini aku terus memberi
Sejauh itu kau terus menerima buta
Sejauh pelupuk mata ku tiada menerima
Dan sampailah aku pada kematian yang bersabar menyertaiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H