Roland Barthes merupakan salah seorang semiolog terkemuka di ranah akademisi bidang humaniora, khususnya studi Ilmu Komunikasi. Sumbangan terbesar Barthes adalah peta analisis semiotika 2 tahap signifikasinya.Â
Gagasannya ini merupakan kelanjutan lebih dalam dari pemikiran Ferdinand De Saussure. Apabila analisis semiotika aliran Saussure berupa tanda denotatif dan tanda konotatif, Barthes mengembangkan analisis tersebut menjadi lebih dalam lagi.Â
Baca juga: Semiotika "Pilando"
Terdapat dua proses signifikasi dalam peta analisis Bathes. Tahap pertama atau signifikasi pertama adalah tataran denotatif. Tanda denotatif juga merupakan penanda konotatif, yang sudah masuk pada tahap atau signifikasi kedua. Â
Baca juga: Belajar Teori Semiotika dari Charles Sanders Pierce
Mitos dalam aliran Barthes bukanlah mitos seperti kisah mitologi atau sejenisnya. Mitos di sini adalah ideologi. gagasan yang terus diproduksi secara berulang di mana tanda berada.
Banyak para mahasiswa yang secara gamblang memilih untuk menggunakan semiotika Barthes untuk menganalisis tanda. Tidak salah memang bila kita menggunakan semiotika dari Barthes.Â
Baca juga: Filsafat Semiotika Ogden dan Richards
Tapi sebenarnya perlu kita lihat lagi apa goals yang hendak dicapai dari penelitian ini. Bila tidak hendak menyentuh pada tahap mitos, maka kita busa menggunakan Saussure yang lebih sederhana, sekedar membaca tanda. Namun bila memang hendak menemukan mitos dalam tanda, maka memang Barthes adalah jawabannya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H