Setelah sekian lama hibernasi, Men in Black kembali hadir lagi di layar lebar bioskop dunia dengan judul Men in Black International pada tahun 2019 ini. Tapi ada yang unik pada film Men in Black International, yakni hadirnya tokoh perempuan sebagai salah satu pemeran utama dan menjadi tokoh penting dalam cerita. Pada film Men in Black yang sebelum-sebelumnya tokoh utama dipegang oleh dua tokoh laki-laki.Â
Men in Black International mencoba menyajikan premis baru dari Men in Black terdahulu, bahwa perempuan bahkan dapat lebih kompeten daripada laki-laki. Tokoh utama laki-laki ditampilkan tidak cukup lebih kompeten, baik untuk soal personalitas, emosi, dan beberapa aspek lainnya.Â
Tokoh perempuan lebih ditonjolkan dalam Men in Black International, hal ini diperlihatkan pada bagian awal film yang menampilkan kisah awal dari pemeran utama perempuan sewaktu kecil. Ada beberapa informasi dari film yang memperkuat posisi perempuan dalam film ini.Â
Pemeran utama perempuan mendapat kode nama agen "M", yang mana menunjukan identitas langsung kepada judul film. Organisasi Men in Black sering disebutkan para tokoh dalam naskah film dengan akronim MIB. Tokoh oposisi juga diperankan oleh tokoh pria. Sedangkan petinggi organisasi MIB protagonis adalah seorang wanita tua berambut putih, yang mana merupakan personifikasi umum seseorang yang gorgeous dan bijak.Â
Ras alien yang menjadi target buruan bahkan mempercayakan senjata yang luar biasa berbahaya di seluruh galaksi kepada agen M, alih-alih kepda agen H (pemeran utama laki-laki). Alien yang diburu ini merasakan ada yang tidak beres dengan agen H ketika ia memegang tangan agen H di sebuah klub malam. Kredibilitas agen H langsung jatuh bagi si alien.Â
Beberapa adegan dalam film menempatkan agen M sebagai personal yang gigih. Tampak sebelum menjadi agen di MIB, agen M sudah puluhan tahun mencari organisasi MIB, hingga akhirnya ia menemukannya dan diterima menjadi agen di MIB. Banyak peranan yang dipegang oleh pemeran tokh perempuan dalam film ini yang sifatnya oposisi dari kebanyakan film, yang menampilkan bahwa peranan tersebut dipegang oleh laki-laki.Â
Saya mengapresiasi film ini dengan sangat baik, karena penonjolan kompetensi perempuan dalam film tidak bersifat ekstrim. Hal ini ditunjukkan dengan alur cerita dari agen M yang tidak menampilkan upaya menjatuhkan, melainkan kooperatif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H