Menjadi kompeni bagi atas tubuh sendiri
Begitulah aku....
Demi membayar utang dan menyumpal lambung
Kuisi hariku dengan menyiksa tubuhku
Kuperbudak tubuhku
Otak menjadi sistem
Usus menjadi gir
Jantung menjadi motor
Mata menjadi lampu kuning yang terus berkedip
Serta kaki dan tangan yang bergerak seperti kincir yang selalu mendapat angin di atas rumah
Perbudakan atas tubuh sendiri adalah biasa
Biasa bagi kami yang proletar
Bukan urusan bagi sahabat borjuis
Sudah normal, bukan?
Benar bahwa kami garis pemimpi
Kadang berharap dedaunan dipetik menjadi uang
Akan kupanen dedaunan di hutan
Kadang melamunkan tidurku berselamkan Soekarno-Hatta
Nyamanya khayalan, sakit nian bila tersadar
Helaan nafas yang dalam biasa menjadi lega
Tak perlu membuat kami susah, tanpa diupayakan kami sudah sudah
Salam, dari pemimpi ulung bernaungkan payung bertuliskan proletar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI