Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mimpi Sunyi di Ibu Kota

12 April 2019   19:29 Diperbarui: 12 April 2019   20:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Tibet Vista (tibettravel.org)

Suara mesin mengganggu tenang
Tak bosankah ia bicara
Sunyi selalu dirindu
Malam gelap datanglah bersama makam

Hiruk pikuk di jalan senang menampar telinga
Suara kamar sebelah seperti guntur dan badai
Perlahan mulai menyukai makam

Tak dapat membayangkan bagaimana keheningan itu
Tak pernah berkesempatan membayangkannya

Siapa dapat menikmatinya?
Hanya raga mati yang bersembunyi tanah yang bisa
Namun, benarkah sunyi dapat dirasakan?

Bukan kelantangannya yang mengusik
Namun, sampah dalam kekosongan bunyi yang mencekik
kutukan dan keluh sia-sianya memantik
Siapa dapat lepas?

Isak doa dapatkah melindungi udara
Hantarlah mazmur untuk berjaga
Tiada goda dalam bisik boleh bersua
Biarlah mazmur saja mengganggu hening

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun