Tujuh, tak dapat tujuh kuterima
Tujuh, hanya enam kuterima
Dengan air aku dilantik
Awalanku bertambah, menjadi doa dan jalanku
Bersama dengan air menjadi pewaris
Diletakan tanggungan sebagai saksi
Dalam pengakuan, kelam kupermalukan
Yang meremukkan tumitku, akan kujatuhkan dalam kesaksian
Dengan kesaksian aku dikuatkan
Menyapu debu di lantai rumahku, supaya layak menyambut tuanku
Kematangan usia dan emosi menhadirkan tanggungan baru
Palang kayu rebah dipundakku
Awalanku bertambah
Minyak melekat dikeningku
Tamparan kecil menyadarkanku
Kebijaksanaan haruslah muncul
Debu senantiasa di udara
Sewaktu-waktu berbaring di lantai rumah
Senantiasa menyapu adalah baik
Supaya tuan senantiasa datang ke rumahku
Supaya debu tetap di luar rumah
Kepada aku yang menggenapi, kuterima tanggungan dalam hidup berdua
Namun bukan terpisah, sebab bukan lagi dua, melainkan satu Â
Kepada aku yang menyangkal diri, simpulkanlah tiga tali dalam pakaianku
Hidup total untuk melayani
Suatu masa dapat kupanggil minyak, supaya aku dikuatkan dalam pengharapan dan kasih
Siapapun aku, apapun aku, tetaplah hamba bagi tuanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H