Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Namaku Adalah...

11 April 2019   12:06 Diperbarui: 11 April 2019   12:27 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Amazon Fashion Week TOKYO

Ibu bilang aku keajaiban
Mereka bilang aku keajaiban

Hadiah pertama untukku adalah nama, dan nama pula yang kelak kutinggalkan

Menjadi makhluk yang wajib memiliki nama, katanya adalah kasih
Katanya sangat penting

Di tanahmu, aku tak berarti penting
Di tanahmu, aku adalah hadiah
Di tanahmu, aku adalah warisan
Di tanahmu, aku adalah silsilah
Di tanahmu, aku adalah kuasa
Di tanahmu, aku adalah takdir
Di tanahmu, aku adalah harapan

Tak dikehendaki, namun tetap terjadi
Hadiah awal yang harus diterima

Namun, apakah akhir hanya tinggal sendiri?
Dapatkah memori menemani, suka maupun benci
Sulitnya menggantimu
Terkadang dibenci, karena masa pahit yang lalu tetap menyertaimu
Mampukah kau menguatkanku
Ataukah akan menenggelamkanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun