Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilih PAUD Kok Coba-Coba

20 Desember 2024   22:39 Diperbarui: 20 Desember 2024   22:39 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswi PAUD bermain dengan bahagia (Kompas dari Dok. Bakti Pendidikan Djarum Foundation) 

Memilih PAUD untuk anak bukan perkara sepele. Seringkali, orang tua "coba-coba" tanpa mempertimbangkan dampaknya. Padahal, lingkungan pertama anak di luar keluarga adalah pondasi penting yang akan memengaruhi perkembangan mereka dan motivasi untuk jenjang pendidikan berikutnya.

Meski hanya memilihkan sekolah untuk putri kecil kami, dilemanya tetap luar biasa, loh. Ada begitu banyak pertimbangan yang muncul saat putri kecil kami akan memasuki jenjang pendidikan pertamanya ini.

Di Metro, terdapat banyak pilihan sekolah untuk putri kecil kami. Hal ini tentu menjadi seperti “menu lengkap” bagi kami dan juga para orang tua lain dalam menentukan sekolah mana yang paling cocok saat anak-anak mereka memasuki jenjang pendidikan pertama.

Di kantor, sering kali muncul diskusi tentang kegalauan papa-mama muda yang anaknya akan segera menginjak jenjang pendidikan pertama, yaitu PAUD.

Ternyata, ini bukan sekadar perkara sepele seperti mendaftar, membayar, lalu sekolah. Ada banyak hal yang harus benar-benar dipertimbangkan ketika memilihkan sekolah untuk anak.

Kegalauan ini juga kami rasakan, saya dan istri. Bagaimana tidak? Sekolah ini akan menjadi lingkungan pertama di luar keluarga yang akan ditempati oleh putri kecil kami.

Biasanya, saya dan istri selalu ada di sisinya ketika ia membutuhkan bantuan. Namun, saat ia masuk ke jenjang pendidikan pertama, ia akan berada di lingkungan yang asing, jauh dari keluarga, dan bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenalnya.

Perasaan kami campur aduk, antara tidak tega, kasihan, sedih, hingga khawatir. Setiap kali membayangkan wajah putri kecil kami, rasanya kegalauan itu malah semakin menjadi-jadi.

Lingkungan yang Nyaman

Beberapa tahun lalu, saat putri kami bersiap memasuki jenjang pertama sekolahnya, kami meluangkan waktu khusus untuk memilihkan sekolah terbaik baginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun