Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik pada Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Garis Biru, Tanda Ayah Baru

11 Desember 2024   17:01 Diperbarui: 11 Desember 2024   18:39 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(Kompas dari Thinkstockphotos) 

Masih teringat jelas bagaimana perasaan saya yang campur aduk ketika istri pertama kali memberi tahu bahwa saya akan segera menjadi seorang ayah. 

Hadirnya buah hati saat itu adalah kabar baik yang kami nantikan sejak 10 bulan pernikahan kami. Tepat pada November 2010, istri memberi tahu bahwa hasil test pack menunjukkan dua garis biru, tanda positif yang kami tunggu-tunggu.

Saat itu, usia saya baru 24 tahun. Kini, saya menyadari bahwa usia tersebut terbilang sangat muda untuk menyandang status sebagai seorang ayah.

Kebahagiaan luar biasa menyelimuti hati saya atas anugerah ini, tetapi bersamaan dengan itu, terselip juga rasa sedih, cemas, lelah, dan ketidakmampuan menghadapi peran baru tersebut. Bahkan, semua perasaan itu muncul jauh sebelum kelahiran anak pertama kami.

Puncak dari perasaan serupa, sedih, cemas, lelah, dan merasa tidak mampu menjadi seorang ayah, kembali saya alami pada tahun 2015, ketika putri kami, anak kedua kami, lahir.

Entah mengapa, tanpa disadari, bulir-bulir air mata hangat menetes begitu saja saat pertama kali melihat wajahnya.

Kelahiran putra-putri kami memang merupakan momen yang selalu kami nantikan. 

Namun, bersamaan dengan kebahagiaan dan harapan yang besar, kecemasan yang luar biasa juga menyelimuti hati saya saat menerima status baru ini, menjadi seorang ayah.

Pria Juga Sama

Daddy blues sebenarnya mungkin dialami oleh banyak pria yang baru saja menjadi seorang ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun