Proyeksi untuk menjadikan sebuah kota sebagai pusat pendidikan harus disertai dengan usaha nyata untuk meningkatkan partisipasi pendidikan di tingkat lanjut. Tantangan ini sangat relevan, terutama bagi pemimpin yang terpilih pada Pilkada 2024 di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut laporan dari World Bank (worldbank.org), akses yang lebih luas terhadap pendidikan tinggi berkontribusi signifikan pada peningkatan kualitas hidup dan pengurangan kemiskinan.Â
Oleh karena itu, kebijakan yang mendukung akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat harus menjadi prioritas bagi setiap pemimpin daerah, tidak hanya di Kota Metro tetapi di seluruh Indonesia.
Pemerintah daerah juga perlu berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan lembaga pendidikan, untuk menciptakan program-program yang mendorong minat generasi muda dalam menempuh pendidikan tinggi.Â
Dengan komitmen yang kuat dari para pemimpin dan dukungan masyarakat luas, diharapkan partisipasi pendidikan di seluruh daerah dapat meningkat, sehingga kota-kota yang mengusung label sebagai pusat pendidikan dapat benar-benar mencerminkan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.
Tantangan Sampah
Masalah sampah di Kota Metro memang menjadi isu yang membutuhkan perhatian serius, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Persoalannya tidak hanya terkait dengan bagaimana sampah dikelola, tetapi juga bagaimana mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan bertanggung jawab dalam mengelola sampah.
Saat ini, perilaku membuang sampah sembarangan masih kerap dijumpai, mulai dari membuang sampah di sungai, saluran air, hingga di jalanan. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik masih rendah.
Pemerintah telah berupaya menangani masalah ini melalui regulasi seperti Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017, yang menekankan pentingnya pengurangan dan penanganan sampah. Dalam regulasi tersebut, dijelaskan bahwa pengelolaan sampah harus melalui beberapa tahapan, termasuk pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Namun, regulasi saja tidak cukup. Tantangan terbesar adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Abdi Resa dalam penelitiannya, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat merupakan kunci untuk mengatasi permasalahan ini.
Pemimpin Kota Metro yang terpilih harus memiliki visi yang jelas untuk mengelola sampah secara berkelanjutan dan melibatkan masyarakat secara aktif.Â