Walaupun terdapat perluasan lahan pada tahun 2023 menjadi 2.946,50 hektar, angka ini belum signifikan jika dikorelasikan dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Metro.Â
Peningkatan jumlah penduduk ini berkorelasi langsung dengan ketersediaan papan (rumah) dan pangan (beras) untuk Kota Metro.Â
Food and Agriculture Organization (fao.org) menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan dapat menyebabkan ketidakstabilan pangan.Â
Jumlah penduduk yang bertambah pasti membutuhkan area pemukiman, dan jika hal ini tidak masuk dalam proyeksi pembangunan di masa yang akan datang, pertambahan penduduk berpotensi menggerus luas lahan sawah sebagai lahan rantai pasok pangan utama, yaitu padi.
Dengan kalimat sederhana, pertambahan penduduk menjadi ancaman produksi pangan masyarakat Kota Metro.Â
Pemimpin Kota Metro terpilih di masa yang akan datang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan pendekatan yang humanis dan berpihak pada lingkungan, serta dengan proyeksi pembangunan berkelanjutan.Â
Mengutip dari un.org menurut United Nations Development Programme (UNDP), pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.Â
Oleh karena itu, penting bagi pemimpin Kota Metro untuk merancang kebijakan yang mendukung keberlanjutan pangan dan pemukiman.
Narkotika
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan menjadi kasus yang paling mencolok dan perlu perhatian besar. Kecenderungan jumlah kasus dari tahun ke tahun justru semakin meningkat.Â
Badan Pusat Statistik (BPS) Metro melaporkan bahwa pada tahun 2004 terdapat 30 kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan.Â