Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mindful Eating untuk Indonesia Lestari

3 Februari 2024   14:56 Diperbarui: 4 Februari 2024   19:43 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS.id

Jadi, saat waktunya makan, anak-anak tetap berada di rumah, di ruang makan untuk makan sambil disuapi. Saat itulah saat yang sangat berharga bagi mereka dan juga bagi kami dalam membangun ikatan. 

Agar tidak bosan, biasanya kami mengajak anak-anak sambil bercerita saat ngobrol, semacam permainan ala batita. Kadang-kadang kita yang bertanya, kadang-kadang kita juga yang menjawab. Pokoknya, yang pasti, saat makan harus fokus.

Ketika anak-anak tumbuh dewasa, sekarang pun kami tetap mempertahankan aturan ini. Saya melarang keras anak-anak untuk scroll ponsel, menonton TV, bermain game, atau melakukan apapun selain fokus saat mereka makan. 

Saya menginginkan agar anak-anak benar-benar menghadirkan segala pikiran mereka untuk tetap fokus dan menyadari bahwa mereka sedang makan.

Sepertiga

Ini adalah sebuah konsep yang kami ajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana mereka memiliki takaran seimbang dalam mendefinisikan 'kenyang'.

Kehadiran rasa kenyang tidak semata-mata diukur dari perut yang penuh dengan makanan, melainkan porsi kenyang adalah definisi dari perut yang terisi sepertiga oleh makanan, sepertiga oleh air, dan sepertiga oleh udara.

Biasanya, saat makan, saya meminta anak-anak untuk menyiapkan air di dalam gelas masing-masing. Tujuannya adalah agar mereka memahami porsi seberapa banyak yang mereka minum. 

Konsep ini kami pertegas dengan pesan berulang "berhenti makan sebelum kenyang". Yang kami maksudkan bukan berhenti makan saat perut belum penuh, melainkan berhenti makan saat rasa lapar sudah reda.

Sepertiga adalah konsep yang memudahkan bagaimana kita seharusnya membagi porsi kenyang. Meskipun takaran yang presisi untuk sepertiga belum pernah kami terapkan, konsep ini lebih menitikberatkan pada kekenyangan fisik perut dan juga kekenyangan secara psikologis. 

Ada pesan yang ditekankan, yaitu untuk tidak menghamburkan makanan dengan cara menghabiskan semuanya untuk mengisi perut secara penuh.

Ngengeh

Menggunakan bahasa Jawa, "Ngengeh" berarti "menyisakan" atau lebih tepatnya "berbagi". Konsep ngengeh ini selalu saya ingatkan kepada anak-anak di rumah, terutama ketika ada makanan, jangan dimakan semuanya, melainkan harus "ngengeh".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun