Penggunaan gawai dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan sejumlah masalah mata. Mata lelah, mata kering, dan bahkan masalah penglihatan yang lebih serius telah muncul sebagai akibat dari penggunaan berlebihan.Â
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dampak-dampak tersebut dan bagaimana hal ini berkaitan dengan upaya menjaga kesejahteraan global..
Pengalaman pribadi saya sangat relevan dalam menggambarkan dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan pada kesehatan mata.Â
Sekitar awal usia 20-an, saya sering merasa pusing yang sangat hebat dan mual setiap kali berada di depan layar komputer. Ini bukan sekadar masuk angin atau kelelahan biasa; gejala ini akibat mata saya yang telah terlalu lelah akibat aktivitas bermain game komputer secara intensif.
Saat itu, game "Grand Theft Auto: Vice City" sedang populer, dan hampir setiap hari saya menghabiskan berjam-jam bermain game tersebut.Â
Game ini memberikan pengalaman bermain dalam sudut pandang orang pertama, di mana saya merasa seperti benar-benar menjadi karakter dalam game tersebut, melihat dari sudut pandang mata saya sendiri.Â
Mata saya harus menengok ke liri, ke kanan, ke belakang, ke bawah, dan ke atas, sehingga mata saya bekerja dalam ritme yang sangat intens.Â
Akhirnya, pusing dan mual yang saya rasakan menjadi gejala bahwa mata saya telah mengalami stres dan ketegangan yang luar biasa.
Dampak ini juga relevan dengan penggunaan gawai dalam pekerjaan yang menuntut terlalu lama menatap layar. Pekerjaan kantor modern seringkali mengharuskan kita menghabiskan berjam-jam di depan komputer, seperti yang saya alami saat bermain game.Â
Mata yang terpapar layar gawai yang berlebihan, baik dalam konteks permainan maupun pekerjaan, berisiko mengalami tekanan dan kelelahan yang serupa.
Ketika saya mengingat pengalaman pribadi ini, saya menyadari betapa relevan tema Hari Penglihatan Sedunia yang mengangkat "Love Your Eyes at Work."Â
Tema ini mengingatkan saya akan betapa pentingnya menjaga mata saat bekerja, terutama dalam kondisi kerja yang padat dan kadang-kadang lembur.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya